Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Tertidur, Pria Asal Aceh Ini Jadi Korban Copet di Bus

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Mohamad Ridwan (29), warga Jalan Ahmad Yani no 7, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan/Kabupaten Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam, kebingungan usai dompet pinggang yang berisi dompet, kartu tanda penduduk, dan uang sakunya hilang saat berada di bus.

Ridwan menjadi korban pencopetan di dalam bus saat perjalanan dari Bali menuju Jember. Korban mengaku terkejut saat tas pinggangnya raib ketika sampai di terminal bus Brawijaya.

Sebulan lalu, Ridwan melamar pekerjaan di Bali. Dia mendapatkan lowongan pekerjaan itu melalui media sosial facebook. Dalam lowongan pekerjaan tersebut disebutkan jika dalam sebulan akan digaji Rp 4 juta. Sayangnya, setelah sebulan dijalani, gaji yang diterima justru jauh dari harapan dan jenis pekerjaan yang dilakoni tidak sesuai yang tercantum dalam lowongan pekerjaan.

“Saya dipekerjakan sebagai pemancing ikan cumi. Sebulan saya hanya diberi honor Rp 800 ribu. Karena kapok, saya memutuskan pulang,” ungkapnya.

Naas dalam perjalanan pulang dari Denpasar, Bali, menuju Jember. Sesampainya di terminal Bus Brawijaya Banyuwangi, tas pinggang miliknya yang menyimpan dompet berisi uang Rp 500 ribu, satu unit ponsel, dan KTP, telah raib.

“Saya tertidur di perjalanan. Begitu bangun tas pinggang saya sudah hilang,” terangnya.

Mengetahui tas pinggangnya hilang, dia memutuskan untuk turun dari bus dan lapor ke polisi. “Saya turun lapor ke salah satu anggota TNI angkatan darat dan diantar ke Polres Banyuwangi untuk buat laporan polisi,” jelasnya.

Usai lapor polisi itu, dia kebingungan harus pergi ke mana. Dia akhirnya jalan kaki mencari kantor bupati dan akhirnya bertemu di kantor bupati. Usai melaksanakan salat ashar di Masjid Pemkab Banyuwangi, dia lantas ditanya oleh Satpol PP, hingga akhirnya diarahkan ke Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU).

“Saya diantar salah seorang pengurus NU ke Kantor Dinas Sosial,” cetusnya.

Selain diantar ke kantor Dinas Sosial, lanjut Ridwan, pengurus PCNU tersebut juga menghubungi petugas di Dinas Sosial hingga akhirnya di terima Kepala Dinas Sosial Banyuwangi Edi Supriono, Sekretaris Dinas Sosial Danisworo, dan Seksi Penanganan Bencana Dinas Sosial Banyuwangi Rifai.

Kepala Dinas Sosial Banyuwangi, Edi Supriono mengatakan, pihaknya langsung memberikan pelayanan. “Langsung kami urus dengan kami buatkan surat pengantar ke Dinas Sosial Provinsi. Karena wilayahnya mencakup luar provinsi,” ujarnya.

Surat pengantar tersebut juga untuk surat jalan sebagai pengganti identitas. Karena yang bersangkutan telah kehilangan dompet dalam perjalanannya dari Bali menuju Jember. Meski hari libur, pihaknya juga akan tetap memberikan pelayanan secara langsung.

“Sudah langsung kami berikan uang saku dan kami pulangkan ke daerahnya,” tandas Edi Supriono.