Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Turis Belgia Kepincut Padhang Ulanan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Penonton-asyik-menyaksikan-pertunjukan-jaranan-buto.

BANYUWANGI – Pergelaran Padhang Ulanan yang digagas kembali Dewan Kesenian Blambangan (DKB) semakin diminati warga. Dalam Padhang Ulanan Jumat malam kemarin (24/3) beberapa kesenian tradisional dan tari-tarian tradisional dari sanggar tari Rama Lestari, Desa Wonosobo, Srono, menghibur penonton.

Sementara itu, grup musik etnik  Banyuwangi Alak-alak Athung dari Kelurahan Temenggungan berhasil membuat penonton yang datang ke amphitheater Pantai Boom terhibur. Penonton yang datang ke amphitheater  Jumat malam kemarin bisa  dibilang lebih banyak dibandingkan pergelaran Padhang Ulanan sebelumnya.

Lighting Padhang Ulanan kemarin malam juga lebih bagus dibandingkan sebelumnya. Tidak hanya masyarakat lokal, dua warga asing dari Belgia dan Kanada antusias menyaksikan sajian Padhang Ulanan di Pantai Boom.

Fatimah, salah satu turis asing asal Belgia, mengaku sangat senang  dengan tontonan yang  disajikan. Dia juga sangat takjub dengan antusias warga lokal Banyuwangi yang menyaksikan acara Padhang Ulanan tersebut. ”People here very friendly. Banyuwangi have a beautiful view. (Warga di sini sangat ramah. Banyuwangi juga  punya pemandangan alam yang indah),” ujar Fatimah.

Dalam acara Padhang Ulanan malam kemarin, tarian pembuka Jejer Jaran Dawuk dari sanggar  tari Rama Lestari terlebih dahulu disuguhkan kepada ratusan warga yang memenuhi tempat duduk  di panggung amphitheater. Selanjutnya,  Tari Nyiru dan dilanjutkan Tari Jaranan Buto yang disuguhkan.

Meski semua penari adalah anak-anak, tapi mereka mampu menyajikan tarian-tarian tradisional Banyuwangi dengan atraktif  layaknya orang dewasa. Tidak hanya tari-tarian dan musik tradisional. Dalam Padhang  Ulanan tersebut musik etnik Banyuwangi  asal Temenggungan mampu menghibur penonton dengan sajian beberapa lagu  andalan.

Sebut saja lagu-lagu lawas Banyuwangian, seperti Ugi-ugi, Yaope-yaope, Tombo Kangen Ati, dan lain sebagainya. Ketua DKB, Samsudin Adlawi, mengatakan dengan semakin banyaknya warga yang menonton memang menandakan bahwa amphitheater Pantai Boom sangat layak dijadikan tempat menghabiskan waktu saat Padhang Ulan dengan menikmati pergelaran seni tradisional.

Pihaknya berterima kasih kepada  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyu wangi yang  sudah merespons ide DKB  menggelar pentas Padhang Ulanan  di amphitheater, Pantai Boom.  ”Amphitheater memang sangat   bagus sebagai lokasi pementasan seni, terutama saat bulan purnama  atau Padhang Ulan seperti ini,”  terang pria yang juga direktur Jawa  Pos Radar Banyuwangi itu.

Padhang Ulanan Jumat malam kemarin juga dihadiri beberapa perwakilan dari Disbudpar Banyuwangi. Beberapa anggota DKB juga tampak hadir menyak sikan pentas  kesenian bersama budayawan dan  ratus warga yang datang di  amphitheater. (radar)