Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Warga Banyuwangi Sulap Popok Pampers Jadi Paving dan Bata Ringan

Foto: kabarjawatimur
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: kabarjawatimur

BANYUWANGI – Siapa sangka popok pampers bekas bayi jadi limbah tidak berguna. Faktanya, Choirul Anwar (40) warga Jl. Karangasem, Kelurahan Taman Baru, Kecamatana/Kabupaten Banyuwangi menyulap popok bayi menjadi sebuah inovasi seperti bata ringan, paving blok, pot bunga dan kerajinan kreatif lainnya.

Dilansir dari Kabarjawatimurcom, Choirul Anwar menjelaskan inovasi ini terinpirasi dari kejadian yang ada di wilayah bantaran sungai di Mojokerto yang dilihatnya dari media sosial (Medsos).

Diketahui limbah popok bayi ini adalah momok bagi semua masyarakat. Terutama, melihat banyak sekali limbah pampers. Mengingat, kata Choirul, limbah ini akan terurai habis dalam kurun waktu 500 tahun. Artinya 5 kali lipat dari limbah plastik.

Pihaknya pun juga prihatin dengan banyaknya limbah popok ini. Bahkan ia juga menyempatkan berkeliling Banyuwangi melihat banyaknya limbah di sungai-sungai.

Akhirnya, ia terpikirkan daripada hanya sekadar dibuang, ia berinovasi salah satunya dengan menghasilkan kerajinan ini.

Selanjutnya, Choirul pun penasaran, lalu ia kembangkan dengan mencari desain limbah popok bayi ini untuk di proses.

“Awalnya eksperimen pakai popok bayi bekas punya anak sendiri. Selain paving dan bata ringan, kami juga mencoba membuat asbak rokok, pot bunga dan beberapa kerajinan lainnya,” kata Choirul, Sabtu (4/1/2020).

Limbah pampers itu, lanjut Choirul ada dua manfaat yang bisa diproses jadi kerajinan. Pertama yakni kain popoknya, dan kedua, hidrogel atau gel popok pampers yang berfungsi sebagai penyerap cairan basah.

“Untuk kain popok pampers ini, ia gunakan sebagai kerajinan pot bunga. Kemudian untuk gelnya, Choirul bisa menghasilkan sebuah kerajinan seperti, patung, gantungan kunci, dan Ghypsum,’ jelasnya.

Dalam hal tersebut, ayah tiga anak ini memprosesnya dengan cara popok pampers bekas itu dilakukan dengan cara direndam terlebih dulu dengan menggunakan larutan. Setelah itu, ketika airnya disaring, lanjut Choirul, juga bisa jadi pupuk cair.

“Dan endapan limbah itu jika ditambahi cacing dan sayur sayuran, juga bisa jadi pupuk kompos lho,” ujarnya.

Setelah direndam, popok bekas itu dipotong dan dikeluarkan jelnya, kemudian gel dihaluskan sambil di fregmentasi dengan dicampur cairan kimia, setelah itu dibentuk kerajinan yang telah dikonsepnya.

“Yang jelas untuk bata ringan dan paving blok, kami masih belum bisa berinovasi banyak, karena belum ada tes uji kekuatan juga,” ucap Choirul sambil tersenyum.

Dengan mengurangi limbah dan peduli lingkungan ini, masih Choirul, dirinya bersama lima temannya yang tergabung dalam Komunitas Peduli Lingkungan Taman Baru (Komplit) juga menampung limbah pampers di lingkungannya.

Terlebih, saat dirinya membuat postingan di Medsos juga banyak merespon. Bahkan, Choirul juga menampung popok bekas itu dari berbagai kota di Indonesia.

“Jadi kiriman popok bekas ini ada yang dari Surabaya, Bandung, Jakarta, Pati-Jawa Tengah. Dan untuk Jawa Timur’an hampir menyeluruh kok. Tapi popok bekas itu telah dikeringkan dulu oleh si pengirim dan kemudian dipaketkan ke Banyuwangi,” bebernya.

Apalagi, dalam musim penghujan seperti saat ini, suami dari Nungky Chuks Minangsari (40) tersebut tak heran jika kiriman popok bekas itu menumpuk di pekarangan rumahnya.

Dari hasil karyanya ini juga muncul nuansa artistiknya. Siapa sangka jika pot cantik itu terbuat dari pampers bekas. Pihaknya juga memamerkan limbah daur ulang popok ini ke medsos.

Perlu diketahui, kerajinan unik itu sudah banyak diminati oleh masyarakat. Bahkan, Choirul juga membandrol karyanya berkisar mulai Rp. 2 – 15 ribu saja.

“Jadi kami juga membuka pelatihan, sosialisi bagaimana mengurangi limbah pampers dan masyarakat juga peduli terhadap lingkungan,” pungkas Choirul.