Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

34 Kapal Dikerahkan, Macet Tetap Melanda

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Antrean-panjang-kendaraan-masih-berkutat-di-kawasan-pantai-Watudodol,-dekat-patung-Gandrung.

Malam sampai Bangsring, Sore Warung Nelayan

KALIPURO – Antrean kendaraan yang hendak masuk Pelabuhan Keta pang, khususnya truk, masih mengular di jalan raya. Padahal, pihak otoritas pelabuhan telah mengerahkan 34 kapal, baik dari KMP maupun LCT.

Panjangnya antrean juga masih terlihat sama pada hari-hari sebelumnya. Antrean pada malam hari lebih panjang dibandingkan pada siang hari.  Hal itu disebabkan volume kendaraanpada malam hari yang menuju Pulau  Bali lebih banyak dibandingkan siang  hari.

Sampai berita ini ditulis pukul 19.00, ekor antrean kendaraan masih terlihat panjang, yakni sampai depan rumah makan Nelayan, Desa Ketapang, Kalipuro. Malam sebelumnya, antrean kendaraan terlihat lebih panjang sampai di depan Grand Watudodol, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo.

”Dominasi truk besar. Bus, mobil pribadi, dan truk kecil, kita arahkan ambil lajur kanan karena kendaraan tersebut bisa menuju Bali melalui ASDP Ketapang,” jelas Kapolsek Kawasan Pelabuhan Tanjung Wangi, AKP Hadi Siswoyo.

Faktor penyebab antrean kendaraan, terutama truk, itu bukan hanya akibat banyaknya volume  kendaraan. Pengetatan aturan, seperti pihak kapal wajib melasing kendaraan di dalam kapal, menghitung dan mendata nama para penumpang yang naik kapal, menyebabkan proses bongkarmuat  kapal menjadi lambat.

Jika sebelumnya hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk proses bongkar-muat, saat ini proses  bongkar-muat sampai berlayar lagi bisa mencapai 1,5 jam per  satu kapal. Ditambah lagi, saat ini  kapal jenis landing craft tank (LCT)  di Pelabuhan LCM Ketapang tidak  boleh mengangkut penumpang  sekalipun itu sopir dan kernet.

Praktiknya, jika truk yang diangkut  LCT dan para sopir serta  kernet harus naik kapal KMP di  Pelabuhan LCM Ketapang, maka hal ini akan menyebabkan proses bongkar-muat menjadi lambat. Sebab, jika kapal LCT yang mengangkut truk lebih dulu sampai di pelabuhan dan kapal KMP  yang mengangkut para sopir dan kernet belum datang, terpaksa  proses bongkar-muat kendaraan  di dalam LCT harus menunggu  sopir dan kernet sampai.

Solusi untuk mempercepat proses bongkar-muat kapal masih belum ditemukan sampai saat ini. Pihak perusahaan kapal juga tidak mau melanggar ketentuan yang telah berlaku saat ini. Sebab, pihak Kementerian Perhubungan tidak segan-segan membekukan perusahaan kapal tersebut apabila tidak melakukan aturan, seperti  melasing kendaraan dan mendata serta menghitung jumlah  penumpang.

”Itu warning dari  Kemenhub. Pihak perusahaan  kapal tentu tidak mau mengambil risiko untuk tidak menjalankan aturan itu,” kata Kepala KUPP Kelas III, Ispriyanto. KUPP Ketapang juga sudah melaksanakan instruksi dari Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, terkait percepatan proses pencatatan manifes.

Caranya, dengan melakukan penghitungan  dan pendataan manual cukup satu pintu oleh pihak ASDP  dan KUPP, yakni tidak perlu mencatat kembali. Cara itu ternyata tidak mampu berbuat banyak. Antrean kendaraan juga masih terjadi sampai saat ini.

”Lasing kendaraan saat ini juga hanya kami lakukan terhadap kendaraan yang tinggi. Kendaraan  kecil tidak kami lasing agar tidak  memakan waktu lama,” jelasnya.  Dia menambahkan, antrean  kendaraan tetap akan terjadi apabila proses lasing dan penghitungan manifes penumpang yang akan naik kapal tetap dilaksanakan seperti yang terjadi saat ini.

”Kalau proses  lasing kapal dan penghitungan serta pendataan manifes penumpang tidak dilakukan, pasti proses bongkar muat akan cepat selesai dan antrean  tidak akan terjadi. Tetapi, aturan  harus kami jalankan demi keselamatan para pengguna jasa  pelayaran,” tambahnya.

Sekadar diketahui, saat ini kapal yang dikerahkan berjumlah 34  kapal, dengan rincian 21 KMP  beroperasi di Pelabuhan ASDP  Ketapang dan 13 kapal beroperasi  di Pelabuhan LCM Ketapang. Di Pelabuhan LCM Ketapang ada 7 kapal jenis LCT dan 6 kapal  KMP. Meski sudah ada tambahan kapal jenis LCT yang beroperasi di Pelabuhan LCM Ketapang, tapi nyatanya antrean masih mengular panjang. (radar)