Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Air Menyusut, Kulit Warga Gatal-gatal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

airGenap sudah sepekan lima rumah warga Lingkungan Keramat Pakem, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, tergenang. Kondisi air mulai menyusut kemarin (21/1), tapi penyakit kulit mulai menghantui mereka. SEORANG nenek terlihat duduk sam bil memperbaiki jaritnya yang ke dodoran. Sesekali perempuan be rusia lanjut itu terdiam sambil me mandangi daerah di sekitarnya yang masih digenangi air.

Nenek yang berumur sekitar 75 ta hun itu mendadak berhenti saat me lihat wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi mendekatinya. Tiba-tiba nenek itu beranjak sambil me megangi tongkat kayunya. “Saya su dah tidak bisa jalan tanpa pakai tongkat ini. Kaki sudah tidak kuat,” tutur perempuan tua bernama Mbah Janis itu. Sambil berjalan, Mbah Janis ti dak henti nyerocos Tetapi, apa yang disampaikan tidak jelas. Yang terdengar, dia mengeluhkan kakinya yang semakin terasa sakit karena terendam genangan air. “Di kamar juga tergenang air,” terang Sugiarti, 55, keponakan Mbah Janis yang tinggal di rumah tersebut.

Mbah Janis dan Sugiarti sama-sama berstatus janda. Suami Sugiarti sudah lama me ninggal. “Kehidupan Lek Janis ya dari saya. Kami tinggal berdua,” tutur Sugiarti. Sugiarti menghidupi bibinya dengan men jadi pemulung. Tetapi, sejak rumahnya ter genang sepekan lalu, dia tidak bisa bekerja lagi. Kakinya terasa linu dan kaku se pekan terakhir ini. “Kalau jalan, kaki saya sakit dan kaku. Itu karena setiap hari ter kena air,” ujarnya. Selain sakit kaki, janda tersebut juga mengaku sekujur tubuhnya terasa gatal. Rasa gatal di kaki ternyata juga dirasakan Mbah Janis. “Semua tergenang air; di kamar, di rumah, dan di halaman. Airnya kotor, hingga kaki jadi gatal,” sebutnya.

Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Banyu wangi, air yang menggenangi lima rumah warga sepekan terakhir sudah mulai me nyusut. Sisa genangan masih terlihat di se kitar halaman rumah. Genangan air itu su dah ada sejak sepekan lalu. Warga yang rumahnya tergenang, umumnya warga miskin. Bangunan rumah me re ka semua berdinding gedek. Di rumah m e reka tidak ada perabot yang bernilai tinggi. Semua rumah masih berlantai ta nah. “Kami sudah puluhan tahun tinggal di sini. Lah wong saya lahir di sini,” jelas Ny. Su lakanah, salah satu warga Lingkungan Ke ramat Pakem.

Rumah milik warga yang tergenang itu umumnya berada di dataran rendah. Tinggi lantai rumah mereka hampir sejajar dengan tambak di sekitarnya. Bila air tambak meluap akibat hujan deras, airnya selalu meluber ke rumah warga. “Saya tidak punya uang untuk menguruk,” sebut Hari, 31, warga Lingkungan Keramat Pakem. Hari mengaku, rumah yang tergenang air selama sepekan memang rawan me nyebab kan penyakit. Tetapi, dirinya tidak bisa ber buat banyak. Sebab, kondisi ekonomi ke luarganya memang pas-pasan. “Kita ini un tuk makan saja susah,” ujarnya. (radar)