Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Alumni Pesantren Salafiyah ‘Putar Balik’ Dukung Gus Ipul

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Dukungan kepada pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut dua Saifullah Yusuf (Gus Ipul) – Puti Guntur Soekarno (Mba Puti), terus berdatangan. Kali ini, dukungan datang dari Ikatan Santri & Alumni Salafiyah Syafiiyah (IKSASS) Banyuwangi dan sekitarnya.

Dukungan disampaikan dalam pertemuan yang digelar di Banyuwangi, Rabu malam (30/5/2018). Turut hadir dalam agenda tersebut, Nyai Djuwariyah Fawaid, istri dari almarhum KHR Fawaid Asad dan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

“Kita semua sudah sepakat mendukung Gus Ipul. Ini amanah para kiai, para ulama,” ujar Nyai Djuwariyah.

Sebagai bukti kesungguhan, ratusan santri senior dan alumnus Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo-Situbondo membacakan ikrar untuk bekerja tulus dan sepenuh hati memenangkan duet Gus Ipul-Puti. Tampak hadir di antaranya santri senior Mudzakkir Abdul Fattah, Muhammad Toha, dan Mustain.

“Jumlah alumnus Pesantren Salafiyah Syafiiyah di Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso ini puluhan ribu, belum termasuk keluarga dan simpatisan pondok. Khusus Banyuwangi ribuan. Sesuai amanat dan ikrar tersebut, kita semua siap memenangkan Gus Ipul,” ujar Masykuri, salah satu pengurus pondok.

Dia menyebut ini sebagai ‘arus balik’ karena sebelumnya tokoh-tokoh pesantren tersebut selalu mendukung Khofifah dalam dua kali pemilihan gubernur sebelumnya yaitu pada 2008 dan 2013.

Dalam bahasa Madura, Bupati Anas menambahkan, pencalonan Gus Ipul adalah amanat KHR Fawaid Asad, sebagaimana sering disampaikan Nyai Makkiyah Asad Syamsul Arifin.

“Nyai Makkiyah juga selalu mengatakan, keputusan mendukung Gus Ipul adalah arahan Kiai Fawaid sebelum kiai meninggal,” ujar Anas yang sedang cuti untuk ikut berkampanye.

Nyai Makkiyah adalah Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafiiyah sekaligus putri almarhum KHR Asad Syamsul Arifin, ulama berpengaruh NU yang juga pahlawan nasional. Ia adalah penyampai pesan (Isyarah) berupa tongkat dari Syaichona Kholil Bangkalan untuk KH Hasyim Asy’ari, yang merupakan cikal bakal berdirinya NU.

“Daddi ampon tak osa ragu, atorragi dek sedajana kaluarga ben tantretan sedejeh ka angguy mele Gus Ipul alampa agi dhabuna para kyai (Jadi tidak usah ragu lagi, sampaikan ke keluarga dan semuanya untuk memilih Gus Ipul sesuai amanat para ulama),” kata Anas dalam bahasa Madura.

Pesantren Salafiyah Syafiiyah sendiri adalah salah satu pesantren besar dan berpengaruh di Jatim. Santri, alumnus, dan keluarganya tersebar dalam jumlah besar di berbagai daerah di Jatim.

Dalam kesempatan itu, Gus Ipul berterima kasih atas mengalirnya dukungan dari santri, alumnus, dan simpatisan Pesantren Salafiyah Syafiiyah.

Dia bercerita selama sepuluh tahun terakhir menjadi wakil gubernur Jatim telah mendorong penguatan madrasah diniyah (madin). Jatim adalah satu-satunya provinsi di Indonesia yang mengalokasikan program dan dana khusus untuk madin.

“Keberadaan madrasah diniyah harus kita pertahankan sampai kapanpun, untuk ikut menanamkan sikap keagamaan yang baik pada generasi bangsa,” ungkapnya.

Sebanyak 10.000 guru madin juga telah mendapatkan beasiswa kuliah. “Dan ini kita terus perluas ke depan dengan menambah insentif untuk ustad ustadzah, para guru, dan hafiz hafizah,” kata Gus Ipul.