Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Asal Usul Munculnya Kawah Ijen Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Puncak Kawah Ijen di Banyuwangi. (rindi/dok)

BERITAJATIM.COM – Taman Wisata Kawah Ijen atau sering disebut Gunung Ijen ini berada di perbatasan dua wilayah yaitu Banyuwangi dan Bondowoso. Gunung ini memiliki tinggi 2.386 meter di atas permukaan laut.

Gunung ini terkenal dengan munculnya fenomena api biru atau blue flame. Konon, blue flame hanya dapat dijumpai di tempat ini dan satu-satunya di dunia.

Kemunculan atau terbentuknya Kawah Ijen ini berasal dari Gunung Ijen Purba sekitar 300 ribu tahun lalu. Sementara Kawah Ijen sendiri terbentuk sekitar 70 ribu tahun lalu.

“Dulu hanya ada satu gunung besar. Wilayahnya meliputi 4 Kabupaten saat ini, yakni Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo dan Jember. Gunung Ijen purba memiliki tinggi sekitar 3500 meter di atas permukaan laut,” kata Ketua Harian Geopark Ijen Banyuwangi, Abdillah Baraas, Senin (31/1/2022).

Abdillah menyebut, setelah terjadi letusan dahsyat pada sekitar 70 ribu tahun lalu, membuat Ijen Purba seolah terpotong dan membentuk kaldera sepanjang 15 kilometer. Reruntuhannya, juga memunculkan gunung-gunung kecil di sekitarnya.

Berdasarkan sejumlah literatur geologi, erupsi super eksplosif itu, melontarkan hingga sekitar 466 km material vulkanik yang dominan menuju arah utara. Erupsi tersebut membuat dapur magma kosong dan mengakibatkan terjadinya amblasan sehingga membentuk depresi kaldera.

“Letusan Gunung Ijen purba tidak kalah menarik dengan letusan Gunung di Danau Toba. Dan hingga akhirnya memunculkan kaldera terbesar di Jawa dengan diameter 15 kilometer,” ungkapnya.

Pasca erupsi eksplosif Gunung Api Ijen Purba kemudian terbentuk lah kaldera itu lantas muncul beberapa gunung api. Jumlahnya mencapai 22 gunung api. Tersebar di dinding (cincin) kaldera dan dalam kaldera yang sudah mengering.

Gunung yang berada di dinding kaldera itu di antaranya Gunung Merapi, Suket, Jampit, Ringgih, Pawenan, serta Rante. Sementara yang di dalam kaldera diantaranya gunung Kawah Wurung, Blau, Papak, Kukusan, serta Ijen dan lainnya.

“Saat ini yang masih aktif hanyalah Kawah Ijen. Adanya Gunung berarti didalamnya masih ada sumber panas. Sehingga ibarat kompor yang masih ada di Kawah Ijen. Sementara di gunung lain sudah tidak aktif,” pungkasnya. (rin)

Aktifnya Kawah Ijen, kata Abdillah salah satunya adalah munculnya Blue Flame di Kawah Ijen. Blue flame muncul karena tekanan gas yang berinteraksi dengan belerang. Keluarnya H2S dipermikaan dengan suhu tinggi, menimbulkan api dengan warna biru. Sehingga kemudian dijuluki dengan api biru.

“Blue flame muncul seperti halnya kompor gas. Berbeda dengan kompor minyak yang menyala melalui kapiler. Ada gas dari sistem magmatik dibawah Ijen sehingga H2S keluar dipermukaan dengan suhu tinggi kemudian berinteraksi dengan belerang menimbulkan api biru,” pungkasnya.

Sumber : https://beritajatim.com/gaya-hidup/asal-usul-munculnya-kawah-ijen-banyuwangi/