Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Batik Banyuwangi Miliki Keunggulan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

batikKaya Makna Filosofis

BANYUWANGI – Masyarakat Banyuwangi patut berbangga. Batik khas Bumi Blambangan ternyata memiliki keunggulan dibanding batik daerah lain. Ya, meskipun hampir semua daerah di tanah air memiliki batik khas, hanya batik Banyuwangi, Solo, dan Jogjakarta, yang memiliki nilai filosofis. Selain dari sisi filosofi, kebanggaan itu patut dirasakan lantaran pemerintah kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini sukses menggelar Banyuwangi Batik Festival (BBF).

Juga memberikan tempat sangat terhormat terhadap batik khas lokal. Terbukti, satu even khusus diadakan untuk “menjaring” bibit- bibit perajin batik, yakni Lomba Mencanting Batik, yang diikuti ratusan siswa SD asal seantero kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini. Lomba mencanting batik yang merupakan rangkaian Banyuwangi Batik Festival 2014 itu digeber di kawasan Taman Blambangan, Banyuwangi, kemarin (20/9). 

“Mencanting batik memang agak susah, tapi sangat menyenangkan. Saya ingin pandai membatik, karena batik itu indah,” ujar Fadia, 11, peserta asal SDN 1 Sumberagung,Kecamatan Pesanggaran. Kepala Dispeindagtam, Hary Cahyo Purnomo mengatakan, lomba mencanting batik digelar sebagai tindak lanjut lomba mewarnai motif batik dalam rangkaian BBF 2013. Dikatakan, saat siswa SD mencanting batik, rasa cinta dan kebanggaan terhadap batik khas Banyuwangi akan tertanam di benak mereka.

Dengan demikian, diharapkan muncul wirausahawan baru di bidang batik. “Ini sebagai upaya regenerasi perajin batik Banyuwangi,” cetusnya. Hari Cahyo menambahkan, BBF 2014 mengangkat tema Batik Kangkung Setingkes. Motif batik tersebut mengandung filosofi pentingnya persatuan dan kesatuan membangun Banyuwangi menjadi lebih baik. “Kangkung itu sayuran yang kaya gizi. Tetapi, batang kangkung yang cenderung lemas itu tidak bisa berdiri sendiri, harus diikat dengan kangkung yang lain. 

Jadi, nilai filosofi yang terkandung dalam motif batik Kangkung Setingkes adalah pentingnya persatuan dan kesatuan demi menuju Banyuwangi yang lebih baik,” paparnya. Tema yang diangkat dalam BBF 2014, imbuh Hary, yakni Batik Gajah Oling. Gajah berarti besar, sedangkan Oling berarti iling (Bahasa Osing yang berarti “ingat”, Red). “Jadi, makna filosofi motif batik Gajah Oling adalah, kita harus selalu ingat kepada Tuhan Yang Mahabesar,” cetusnya.

Sementara itu, Priscilla Saputro, desainer batik ternama Indonesia berharap, Pemkab Banyuwangi selalu menggembar-gemborkan filosofi motif batik Banyuwangi. Sebab, dengan mengetahui nilai filosofis batik yang dikenakan, seseorang akan merasa lebih bangga mengenakan busana batik. “Selain batik Solo dan Jogjakarta, hanya batik Banyuwangi yang memiliki nilai filosofis,” ujarnya dalam jumpa pers BBF 2014 di rumah Osing Pendapa Shaba Swagata Blambangan Sabtu lalu. (radar)