Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bisa Jadi Rool Model di Indonesia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

ade-komarudin-baju-hitam-saat-meninjau-bandara-blimbingsari-bersama-bupati-anas-baju-putih

Ketua DPR RI Dorong Pusat Bantu Pembangunan Bandara Blimbingsari

BANYUWANGI – Bandara Blimbingsari yang mengusung konsep green architecture mendapat tanggapan positif dari Ketua DPR RI, Ade Komarudin, saat kunjungan kerja ke Banyuwangi, Minggu kemarin (9/10). Akom-sapaan akrab  Ade Komarudin-mengapresiasi konsep hijau yang menghemat energi tersebut.

“Saya begitu masuk kesini, kesimpulan saya baru kali ini melihat konsep hijau bandara di Indonesia,” ungkap Akom. “Belum ada di Indonesia konsep yang demikian. Berarti kepeloporan untuk yang kesekian kali guna menghadirkan konsep green building bagi Banyuwangi,” imbuhnya.

Tak hanya mengapresiasi green  arhitecture dari Bandara Blimbingsari saja, Akom juga berjanji untuk  mendorong pemerintah pusat untuk bisa mensupport anggaran untuk mempercepat pembangunan bandara yang dibiayai oleh APBD tersebut.

“Memang, terdapat beberapa kriteria dari APBN yang tidak memungkinkan untuk berkreasi (sebagaimana bandara Blimbingsari). Tetapi ini tentu ada solusi. Harusnya duduk bersama di pusat, membicarakan bagaimana pemerintah bisa mendorong pembangunan bandara ini,” lanjut Akom.

Jika bandara ini selesai, Akom  berharap bandara yang mengambil  bentuk serupa rumah adat suku  Oseng itu bisa menjadi rool model green building. “Bagus ini, bisa jadi rool model di Indonesia, bahkan internasional,” ungkapnya. Sementara itu, Bupati Banyuwangi  Abdullah Azwar Anas yang mengharap selain bantuan pembangunan  terminal, ada instrumen lain dari bandara yang mendesak untuk segera dikerjakan.

“Kita mengharapkan pusat bisa membantu penebalan dan pelebaran landasan, sehingga bisa didarati dengan pesawat boeing 737-500. Meskipun kondisi saat ini  sudah bisa, tapi perlu peningkatan  kwalitas untuk mencapai standar  yang ideal,” ungkap Anas.

Selain landasan, lanjutnya, Bandara Blimbingsari juga memerlukan  instrumen ILS (Instrument Landing System). “Dengan adanya ILS ini,  maka pendaratan bisa dilakukan dalam waktu malam hari atau dalam  kondisi berkabut,” ungkapnya.

Pembangunan terminal bandara, sampai saat ini sudah mencapai 85 persen. Dengan terminal baru tersebut selesai maka akan mampu memacu pertumbuhan ekonomika bupaten ujung timur pulau Jawa ini. Sampai saat ini, jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi terus melonjak hingga 1.308 persen.

Dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Memasuki 2016, frekuensi penerbangan ke dan dari Banyuwangi juga bertambah dari semula dua kali dalam sehari menjadi tiga kali dalam sehari.  Rutenya adalah Surabaya-Banyuwangi dan sebaliknya. (radar)