SINGOJURUH – Untuk mengantisipasi terjadinya banjir bandang, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Penataan Ruang (PUCKPR) Banyuwangi akan kembali mengevaluasi jembatan Desa Alasmalang. Pasalnya, tiang penyangga jembatan yang berada di tengah sungai, diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.
Kepala Dinas PUCKPR Mujiono mengatakan, peristiwa banjir yang melanda permukiman di Desa Alasmalang tersebut sudah kali kedua terjadi. Dari hasil evaluasi, salah satu penyebab naiknya air sungai ke permukiman warga adalah tersumbatnya jembatan Alasmalang.
Jembatan dengan tiang penyangga di bagian tengah sungai tersebut diduga mengakibatkan batang pohon yang hanyut melintang dan menyumbat aliran air di tengah sungai. Akibatnya, air banjir langsung naik menggenangi perkampungan warga.
“Solusinya kita akan desain ulang jembatan dengan girder atau prategang dengan bentangan panjang tanpa ada tiang penyangga di bagian tengah. Jembatan yang ada desain lama, sehingga perlu ada evaluasi dan kajian terkait redesain jembatan,” papar Mujiono.
Selain itu, fondasi jembatan akan dibangun lebih tinggi. Sehingga, dengan dihilangkannya tiang penyangga jembatan di tengah sungai aliran sungai bisa lancar, dan tidak ada penyumbatan lagi.
“Kami koordinasi dengan PU Provinsi saling mengevaluasi dan menyarankan. Kita tidak melihat status jembatan provinsi atau kabupaten, karena untuk masyarakat Banyuwangi,” terang pria yang juga ketua PBSI Banyuwangi itu.
Untuk sementara ini, pihaknya telah mengoordinasi evakuasi dengan menggunakan alat berat berupa ekskavator. Sedikitnya, ada enam unit ekskavator dengan empat ekskavator besar dan dua unit ekskavator mini.
Ekskavator mini tersebut untuk membersihkan dan mengevakuasi jalan masuk perkampungan yang tidak mungkin bisa dilalui ekskavator besar. Untuk sementara, pembersihan diutamakan material banjir yang berada di ruas jalan raya.
Untuk mempercepat mobilisasi pengangkutan material banjir, pihaknya juga mendatangkan enam unit dump truck.
Sisa material banjir yang diangkut dump truck langsung dibuang di tepi jalan raya untuk pengurukan pelebaran jalan. “Kita juga menyiapkan lima unit mobil pembilas untuk menyemprot material sisa lumpur setelah dikeruk,” kata Mujiono.
Untuk batang pohon besar, pihaknya juga telah menerjunkan chainsaw. Sedikitnya ada tiga chainsaw yang digunakan memotong batang pohon. Batang pohon yang telah dipotong langsung diangkut menggunakan dump truck.
“Perhitungan kami dengan luasan yang cukup besar dan ketebalan material yang cukup tinggi, kami targetkan dalam waktu tiga sampai empat hari sudah selesai. Namun, kami berkoordinasi dengan tenaga sukarelawan serta operator alat berat untuk menyelesaikan pembersihan material sisa banjir,” imbuhnya.
Dari hasil tinjauan di lokasi bencana banjir di seluruh Banyuwangi, tidak ada infrastruktur yang rusak. Ialan dan jembatan masih aman dan masih bisa dipergunakan. “Kita juga datangkan arco untuk mempercepat pengangkutan material dan normalisasi pascabanjir,” tandas Mujiono.