Kemenpar RI Didik 200 Pelaku Wisata
KALIPURO – Untuk mengejar target kunjungan wisata hingga 20 juta orang pada tahun 2019, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI menetapkan 10 daerah sebagai penopang utama. Dari 10 daerah yang ditetapkan sebagai destinasi utama itu, Banyuwangi masuk di dalamnya sebagai daerah yang ditarget untuk mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya ke Indonesia.
Untuk menyukseskan target itu, Kementerian Pariwisata kemarin (17/3) mendidik sekitar 200 orang pelaku wisata dengan pelatihan dasar kepariwisataan di Hotel Ketapang Indah, oleh Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar.
Kepala Bidang Pelatihan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar, RI Farid menyebutkan, 10 destinasi utama itu adalah Banyuwangi, Jakarta, Bali, Makasar, Bandung, Lombok, Medan, Jogja, Wa katobi dan Batam.
Sepuluh kabupaten/ kota itu memiliki target wisatawan yang berbeda dengan kota lainnya. Permasalahan sumber daya manusia (SDM) sendiri menjadi salah satu yang paling penting. Karena salah satu alasan terbesar para wisatawan terutama yang berasal dari luar negeri adalah pelayanan. Pelayanan baru muncul jika masyarakat dapat memahami budaya kepari wisataan.
“Hari ini masih kemampuan dasar, supaya mereka tahu sebagai masyarakat wisata harus melakukan apa. Bersikap seperti apa dan mengerti semua yang berkaitan dengan pariwisata,” ujarnya. Farid optimistis prospek Banyuwangi ke depan akan lebih baik.
Bahkan dapat mengalahkan Bali dari segi wisatawan. Karena itu masyarakat Banyuwangi harus disiapkan untuk menjadi warga wisata yang baik dan dapat melayani kedatangan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara.
“Kita akan usahakan ada pelatihan kompetensi lanjutan, jadi lebih spesifik lagi. Seperti kompetensi kuliner, bidang hotel dan restoran dan pemandu wisata,” kata Farid. Sedangkan target kunjungan wisata ke Banyuwangi mencapai satu juta orang hingga 2019.
Jika SDM dari warga wisata sudah semakin siap, dia pun berharap wisman yang datang ke Banyuwangi dapat memperoleh kesan positif agar berdampak pada cerita yang dibawa Wisman itu ke negaranya. Sehingga apabila mereka terkesan dan ingin kembali lagi ke Banyuwangi. Pemerintah pusat telah membantu kemudahan pariwisata dengan membebaskan visa sekitar 180 negara.
“Singapura saja hanya mengandalkan objek wisata rekayasa. Kita juga bisa bahkan lebih asalkan masyarakatnya siap memberikan pelayanan yang baik,” ujarnya. Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda bahwa sejak penghargaan dari UNWTO diberikan ke Indonesia melalui Banyuwangi, ada banyak harapan yang diberikan masyarakat Internasional dan Indonesia untuk Banyuwangi.
Salah satunya tentunya pelayanan dan kemampuan SDM masyarakat Banyuwangi untuk menyambut kedatangan para wisatawan. Target yang diberikan pemerintah pusat itu perlu disiapkan sejak dini. Salah satunya dengan pelatihan SDM kepariwisataan dan pelatihan lanjutan untuk kemampuan bahasa.
“Nantinya tetap akan banyak hal yang kita kembangkan. Seperti tahun ini saja yang masuk ke dalam B Fest adalah aktivitas sederhana namun menarik dan bernilai. Seperti eco rafting, petik buah. Karena itu dengan kegiatan semacam ini kita akan branding semuanya,” tegas Bramuda. (radar)