Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Festival Endog-Endogan, Permintaan Telur Tinggi

Dua pekerja memungut telur ayam di kandang Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, kemarin (20/11).
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Dua pekerja memungut telur ayam di kandang Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, kemarin (20/11).

SINGOJURUH – Meski perayaan endog-endogan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW itu masih 10 hari lagi, para peternak ayam telur sudah mulai kewalahan melayani permintaan.

Salah satu peternak ayam telur,  M. Adi Permana, 25, asal Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, mengatakan permintaan telur kini sudah meningkat, kemarin (20/11). “Untuk perayaan endog-endogan,” katanya.

Permana menyebut saat ini permintaan telur naik sekitar 50 persen di banding hari-hari sebelumnya. Dan permintaan itu akan terus bertambah saat mendekati peringatan Maulid Nabi Muhammad. “Sekarang ini permintaan mencapai dua kuintal per hari, biasanya hanya 60 sampai 80 kilogram saja,” ujarnya.

Tingginya permintaan telur itu, terang dia, membuat pelanggan tidak kebagian. Sehingga, merepa terpaksa harus inden. “Jadi ayam belum bertelur, sudah ada yang memesan,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Meski permintaan telur meningkat, Permana mengatakan untuk harga telur masih tetap, yakni Rp 19 ribu per kilogram di tingkat peternak. Hanya saja, harga ini dimungkinkan akan naik karena hampir semua peternak ayam petelur sudah banyak yang kewalahan memenuhi permintaan pasar. “Banyak yang memesan telur dulu karena takut harganya naik,” katanya.

Permana mengaku dari 1.000 ekor ayam petelur yang ada di kandangnya, setiap hari hanya mampu menghasilkan sekitar 980 biji telur, atau setara dengan berat 55 hingga 60 kilogram. “Telur itu sudah dipesan,” cetusnya.

Menurut Permana, saat ini ada warga yang sudah mulai menimbun telur untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. “Sepertinya harga akan terus naik lagi, puncaknya saat perayaan maulid nanti,” katanya.

Selain telur ayam buras, permintaan telur ayam kampung ikut naik. Harga komoditi ini naik dari Rp 1.200 per biji menjadi Rp 1.500 per biji. Telur ayam kampung banyak diminati warga untuk jamu. Sedang telur buras lebih banyak digunakan untuk makanan. “Telur ayam kampung masih menjadi favorit masyarakat,” ujar Buang Nurwahyudi, 52, salah seorang pedagang telur di Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh.

Buang menyebut harga telur bebek akan naik jika harga telur ayam naik. Naiknya harga telur itu, tergantung pesanan. Permintaan telur bebek, tidak seramai seperti ayam buras.