BANYUWANGI – Festival Gandrung Sewu tahun ini akan digelar Sabtu mendatang (26/9). Di tahun ini Festival Gandrung Sewu akan melibatkan 1.230 penari dari kalangan pelajar dan umum. Tema yang diusung dalam Festival Gandrung Sewu tahun ini adalah Podho Nonton.
Tema tersebut terinspirasi sesi podho nonton dalam sebuah penunjukan gandrung asli. Pada pertunjukan gandrung, podho nonton adalah sesi pertama yang bertujuan mengundang masyarakat agar ikut menonton pertunjukan gandrung.
Tidak hanya tarian gandrung, Festival Gandrung Sewu kali ini juga menyuguhkan drama teater yang menceritakan bahwa gandrung dulu digunakan sebagai alat perjuangan nenek moyang dalam menumpas penjajah.
Sebagai pembuka, dalam Festival Gandrung Sewu tahun ini sebanyak 50 anak yang tergabung dalam Lalare orkestra alum menyuguhkan sajian musik tradisional. Dalam pembukaan Festival Gandrung Sewu nanti Lalare orkestra akan menyajikan dua lagu, yakni Pantai Boom dan Gandrung Sewu.
Meski masih kurang sepuluh hari, latihan tari sudah dilakukan sejak Selasa (8/9) lalu. Latihan yang dilakukan tidak dipusatkan di Banyuwangi, melainkan di setiap kecamatan di Banyuwangi. Sore kemarin (15/ 9), sebagian penari dari Kecamatan Banyuwangi dan sekitamya melakukan latihan di SDN Kepatihan.
“Penarinya adalah kalangan pelajar. Kalau drama teater dari kalangan umum. Nanti yang jadi Sayu Wiwit adalah Denada, anak Emilia Contessa.” kata Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan, Choliqul Ridho. Ridho menambahkan, Festival Gandrung Sewu ini bertujuan menegaskan bahwa gandrung adalah sebuah tarian asli Banyuwangi.
Disajikannya drama teater tari kolosal itu bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa gandrung dulu tidak hanya digunakan sebagai hiburan atau tarian saja. Tapi juga sebagai alat perjuangan mengusir penjajah dari Bumi Blambangan. (radar)