Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Insentif GTT K2 Belum Cair, Bupati Anas Dinilai Ingkar Janji

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Bupati Anas Bersama Ratusan Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Dipendopo Sabha Swagatha Blambangan.

BANYUWANGI – Janji hanya tinggal janji. Insentif Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PIT) yang terdaftar sebagai tenaga honorer kategori 2 (K2) ternyata tidak cair tepat waktu. Alhasil, ribuan GTT masih ngaplo dan masih menunggu kepastian pencairan dari Pemkab Banyuwangi.

Ningsih, 32 salah seorang guru asal Rogojampi mengaku, pada bulan November 2017 lalu, dia bersama ribuan guru K2 lainnya diundang oleh Bupati Abdullah Azwar Anas ke pendapa Sabha Swagata Blambangan.

Dalam dialog bersama 250 GTT PTT perwakilan se-Banyuwangi tersebut, Bupati Anas mengatakan, bahwa Pemkab Banyuwangi menaikkan insentif bagi GTT dan PTT yang terdaftar sebagai tenaga honorer kategori 2 (K2).

Dana insentif untuk guru honorer K2 naik hingga tiga kali lipat lebih, dari yang sebelumnya hanya Rp 300 ribu, menjadi Rp 1 juta per bulan. Sementara untuk non K2, akan mendapatkan Rp 750 ribu per bulan.

Bahkan, dalam pertemuan itu juga dipertegas oleh Bupati Anas jika pemberian insentif itu tidak perlu menunggu anggaran 2018. Para GTT dan PTT K-2 sudah dapat menerima insentif tersebut terhitung per Oktober 2017 dan akan dibayarkan pada bulan Desember 2017.

Namun sayangnya, janji yang disampaikan Bupati Anas tersebut hanya isapan jempol belaka. Hingga akhir tahun 2017, para GTT dan PTT masih belum menerima insentif yang dijanjikan orang nomor satu di Banyuwangi tersebut. “Hingga hari ini kami masih belum menerima sepeser pun insentif yang dijanjikan oleh Bupati Anas,” ungkap salah seorang guru yang mengajar di Kecamatan Blimbingsari itu.

Hal senada juga diungkapkan salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya. Dia mengaku jika Bupati Anas ingkar janji. Pasalnya, dalam dialog dengan GTT dan PTT di pendapa Sabha Swagata Blambangan bulan November lalu jelas dikatakan jika honor atau insentif GTT dan PTT K-2 akan dibayarakan mulai bulan Oktober, Nopember dan Desember. Honor itu akan diterimakan pada bulan Desember. “Faktanya sampai hari ini kami belum menerima apapun,” katanya.

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, koordinator GTT dan PTT K2 Banyuwangi, Hj.Anis Audiyah juga membenarkan belum cairnya insentif GTT dan PTT K2 di Banyuwangi tersebut. “Sampai detik ini masih belum kami terima. Yang saya dengar, Insya’Allah akan dicarikan dalam minggu ini,” ujar Anis.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Sulihtiyono mengatakan, pencairan insentif GTT dan PTT tersebut sudah masuk dalam APBD tahun 2018 dan P-APBD 2017. Untuk GTT dan PTT yang dijanjikan akan dibayar pada bulan Oktober, Nopember, dan Desember sudah masuk dalam P-APBD 2017.

” Saya masih belum mengetahui detail pencairan GTT dan PTT tersebut sudah dilakukan pada tahun 2017, atau akan di ropel bulan lanuari ini. Detailnya di bagian Keuangan Dinas Pendidikan Banyuwangi,” ujar Sulihtiyono.

Diberitakan sebelumnya, Pemkab Banyuwangi menaikkan insentif bagi GTT dan PTT yang terdaftar sebagai tenaga honorer kategori dua (K2). Tidak hanya kalangan K2, pemberian insentif ini juga akan diberikan pada honorer non K2. Hal itu disampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menggelar dialog bersama 250 GTT PTT perwakilan se-Banyuwangi di Pendopo Banyuwang, Jumat 24 November 2017 lalu.

Dalam kesempatan itu, Bupati Anas menyampaikan jika dana insentif untuk guru honorer K2 naik hingga tiga kali lipat lebih, dari yang sebelumnya hanya Rp 300 ribu. Naik menjadi Rp 1 juta per bulan. Sementara untuk non K2, akan mendapatkan Rp 750 ribu per bulan. “Tidak perlu menunggu anggaran 2018, bapak/ibu menerima insentif tersebut terhitung per Oktober 2017. Anggaran yang kami siapkan sebesar Rp 25,2 miliar,” jelas Anas.

Di Banyuwangi terdapat 1.411 GTT dan 418 PTT yang masuk K2, sementara non K2 ada sekitar 600 orang. Kebijakan tersebut, kata Anas sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan dan peningkatan SDM di Banyuwangi. “Kami menaikkan insentif ini sebagai bentuk reward atas kerja keras bapak-ibu yang telah memberikan karya nyata,” ujar Anas.

Anas mengatakan, keputusan menaikkan insentif ini diambil seiring naiknya penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banyuwangi. Dari target yang dipatok sebesar Rp 388,1 miliar, realisasinya kini mencapai Rp 527 miliar.(radar)