Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Jalin Silaturahmi dengan Cara Menikmati Jenang Suro Bersama

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kuliner jenang suro menjadi ciri khas masyarakat di Pulau Jawa di bulan Muharram atau Bulan Suro dalam penanggalan Jawa.

Bagi masyarakat Kabupaten Banyuwangi, jenang atau bubur Suro yang sudah dibuat tidak hanya dinikmati bersama keluarga, namun juga dibagikan kepada tetangga untuk mempererat silaturahmi.

“Tujuane iki minta dungone, semoga diberi sehat, rezeki mengalir lancar seperti air. Berdoa sambil memberi jenang suro ke tetangga dan saling mendoakan,” ujar Marjo (62) warga Kelurahan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi usai membuat jenang suro, Selasa (11/9/2018).

Usai berbagi jenang suro, Marjo membaca Surat Yasin untuk meminta dijauhkan dari petaka, diberi panjang umur dan rezeki yang melimpah. Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro merupakan tahun baru penanggalan Jawa sekaligus tahun baru Islam memasuki bulan Muharram.

“Ini kan tradisi tutup tahun, semoga menjadi berkah dan lebih baik perilakunya di tahun selanjutnya,” katanya.

Marjo sudah melakukan tradisi berbagi jenang Suro kepada tetangga sejak turun temurun. Dia hanya membuat setahun sekali setiap bulan Suro dan tidak menjualnya. “Setahun sekali ini buatnya. Rutin buat mulai dulu, turun temurun,” ujarnya.

Jenang Suro dibuat dengan bahan tepung beras yang dimasak bersama santan hingga matang. Kemudian pada bagian atasnya diberi pelengkap seperti daging ayam yang dipotong kecil-kecil, perkedel, kacang goreng, telur dadar dan tahu tempe goreng.

“Ayam dan telur gorengnya dipotong kecil-kecil, terus dikasih cabe dan diguyur santan kare kental,” jelasnya.

Saat dimakan, jenang suro mengeluarkan rasa gurih dan lembut. Untuk menjaga kualitas rasa, santan kare akan dituang saat siap dikonsumsi.

Bila ingin menikmati jenang suro, kuliner tradisional tersebut mudah ditemukan di kawasan kota Banyuwangi di waktu pagi mulai pukul 07-00 sampai 10.00 WIB.

“Kalau beli pagi, soalnya ini cocok untuk sarapan, bikin adem di perut,” kata Misnah, pedagang jenang suro di kelurahan Panderejo, Banyuwangi.