Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ketapang Bakal Lumpuh Lagi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Imbas Larangan LCT Angkut Penumpang Kamis Besok

KALIPURO – Kemacetan panjang bakal mengintai kawasan penyeberangan Ketapang. Selain macet karena tahun baru, antrean kendaraan juga dipicu akibat larangan kapal jenis LCT (landing craft tank) mengangkut penumpang.

Larangan itu bakal diberlakukan Kamis besok (31/12). Kalau memang pemerintah tetap memaksakan aturan itu, kemacetan panjang diprediksi bakal terjadi di jalur Pantura Banyuwangi. Sebab, sesuai aturan, kapal LCT dilarang mengangkut penumpang.

Kapal LCT hanya diperbolehkan mengangkut kendaraan. Manajer Operasional PT. Indonesia Ferry (Persero) ASDP Ketapang, Wahyudi Susianto, melalui Humas ASDP, Sandi, mengatakan pihaknya masih menunggu hasil rapat yang dilaksanakan bersama direktur Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (LLASDP) hari  hari ini.

“Kemungkinan akan ada pembicaraan terkait kebijakan tersebut. Tungu saja hasilnya,” ujarnya dihubungi tadi malam. Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Danau (Gapasdap) Banyuwangi, Novi Budianto, saat dihubungi tadi malam mengaku siap dengan aturan yang diterapkan pemerintah itu.

Namun, menyangkut beberapa persoalan teknis akan disampaikan dalam rapat bersama ASDP hari ini. “Kalau ngomong siap kita pasti siap. Kita akan lihat dulu apa keinginan pemerintah dalam rapat hari ini,” ujar Novi diplomatis.

Diperoleh keterangan, tampaknya pemerintah lewat ASDP Ketapang belmn sepenuhnya siap dengan pemberlakuan larangan LCT mengangkut penumpang. Apalagi, antara sopir truk dan kendaraannya terpisah karena harus naik kapal lain. Itu pasti ribet.

“Anda bisa bayangkan sendiri betapa ribetnya aturan itu. Kendaraan harus naik LCT, sementara sopirnya naik KMP,” ujar seorang pemilik LCT yang enan disebutkan namanya. Sebagaimana diberitakan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) mengeluarkan kebijakan yang merugikan pengusaha kapal LCT.

Sejak 9 Agustus 2015 lalu kapal LCT dilarang mengangkut kendaraan. Sebagai gantinya, pihak Hubdat mengoperasikan kapal motor penumpang (KMP). Hari pertama hanya dua KMP yang beroperasi. Dampak minimnya kapal LCT yang beroperasi, kendaraan yang menuju Pelabuhan Ketapang macet total.

Hari ketiga pemberlakuan larangan LCT, antrean truk mengular sampai Jembatan Kramasan, Desa Alas Buluh, Kecamatan Wongsoerejo. Panjang antrean mencapai 21 kilometer. Melihat kemacetan panjang itu, pemerintah akhirnya menunda pemberlakuan aturan tersebut.

Pemerintah melalui Menteri Perhubungan memberikan perpanjangan waktu pengoperasian kapal LCT di Pelabuhan LCM Ketapang hingga 31 Desember. Toleransi itu diberikan karena dampak kemacetan sangat mengganggu perekonomian.

Sementara itu, suasana Pelabuhan ASDP Ketapang pada Senin (28/12) kemarin tampak lengang. Tidak ada antrean kendaraan seperti hari-hari sebelumnya. Padahal, sebelumnya, diprediksi jumlah penumpang kapal feri akan meningkat seiring banyaknya wisatawan  yang akan menghabiskan pergantian tahun di Pulau Dewata.

Berdasar data dari pihak ASDP, jumlah penumpang dari Banyuwangi menuju Bali pada tanggal 27 des 15 pukul 08.00 hingga 28 des 15 pukul 08.00 WIB sejumlah 42.803. Sehari sebelumnya, berdasar perhitungan pada jam yang sama, jumlah penumpang 34.373.

Selanjutnya, jumlah kendaraan roda dua pada hari ini hina pukul 08.00 tercatat 4.133 unit. Sehari sebelumnya sejumlah 3.575. Sementara itu, jumlah kendaraan roda empat yang menyeberang menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, tercatat 5.488 kendaraan.

Sehari sebelumnya, jumlah kendaraan yang menyeberang mencapai 4652 unit. Jika dilihat berdasar jumlah tersebut, jumlah kendaraan yang menuju Pulau Bali tampak meningkat.  Manajer Operasional PT. Indonesia Ferry (Persero) ASDP Ketapang, Wahyudi Susianto, melalui Humas ASDP, Sandi, mengatakan secara umum jumlah penumpang yang menyeberang ke Bali mashb tinggi.

Dibandingkan sehari sebelumnya, ada peningkatan khususnya pejalan kaki dan kendaraan roda empat. Namun, secara kasat mata memang tidak tampak antrean di sekitar pelabuhan. Sebab, pihak ASDP mengoperasikan 35 unit kapal dari jumlah sebelumnya yang hanya 33 unit.

“Ketersediaan armada mampu mengatasi jumlah kendaraan yang datang dengan cepat, sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Kita memprediksi puncak kepadatan terjadi pada 31 Desember, ” ujarnya. (radar)