Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Tetap Beroperasi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: TIMES Indonesia

BANYUWANGI – Transportasi penerbangan dan penyeberangan telah ditutup untuk alasan larangan mudik lebaran 2020.

Dilansir dari TIMES Banyuwangi, namun penutupan tersebut tidak berlaku untuk Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menuju Gilimanuk Bali. Ini karena pelabuhan penghubung pulau Jawa dengan Bali ini tidak masuk ke dalam kriteria Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 25 tahun 2020.

Dalam Permenhub tentang Pengendalian Transportasi selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 H dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19 ini, tranportasi darat yang dikenai larangan beroperasi hanya di wilayah yang sudah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Adapun tranportasi darat yang dimaksud meliputi kendaraan umum jenis mobil bus dan penumpang.

Dan juga kendaraan perseorangan jenis mobil penumpang, mobil bus, dan sepeda motor, kapal angkutan penyeberangan dan kapal angkutan sungai dan danau.

“Kita masih beroperasi secara normal,” kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang, Fahmi Alweni, Jumat (24/4/2020).

Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk, terang dia, masih beroperasi. Ini karena, Banyuwangi dan Bali tidak menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan pelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk bisa beroperasi seperti sediakala.

Kendati masih beroperasi normal, namun pada Kamis malam (23/4) sempat terjadi lonjakan penumpang. Khususnya penumpang dengan kendaraan roda dua. Namun demikian, Fahmi tidak menyebut berapa persentase kenaikannya.

“Kalau dari Bali tadi malam terjadi lonjakan sedikit untuk penumpang roda dua. Tapi tidak lama kok, sebentar saja,” jelas Fahmi.

Menurutnya, lonjakan itu terjadi karena adanya informasi penutupan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi-Gilimanuk. Menyusul terbitnya larangan mudik sesuai Permenhub tersebut. Sehingga banyak perantau di Jawa yang memutuskan untuk pulang kampung ke Bali.