Harga Sekilo Lombok hanya Rp 6.000
WONGSOREJO – Petani cabai di Wongsorejo ketar-ketir menyusul serangan lalat buah dalam sebulan terakhir ini. Gara-gara lalat buah, tanaman cabai membusuk dan kering. Serangan paling dahsyat dirasakan petani cabai di Desa Bengkak.
Untuk melawan lalat buah, petani harus bekerja ekstra keras dalam merawat tanamannya agar tidak gagal panen. Petani rutin menyemprot pestisida dua minggu sekali agar tanaman mereka terhindar dari serangan lalat buah.
Hampir 10 persen tanaman cabai yang terlanjur diserang lalat buah menjadi layu dan mati. Petani menjadi waswas karena akan berakibat berkurangnya hasil panen cabai yang mereka dapatkan.
Selain hama lalat buah, petani juga dihantui dengan kencangnya angin yang berdampak pada rontoknya pucuk daun cabai. “Banyak lalat buah sehingga cabai jadi oepat busuk dan kering. Dapat dipastikan nanti hasil panennya bakalan berhitung,” ujar Ari, 30, salah seorang petani cabai.
Petani cabai asal Desa Bengkak itu mengaku jika musim panas seperti ini memang banyak muncul hama lalat buah. Sedangkan di musim hujan hama penyakit cacar air akan banyak muncul dan mengakibatkan cabai lebih cepat membusuk.
“Bukan hanya lalat buah saja. Angin kencang akhir-akhir ini membuat batang tanaman cabai jadi miring semua,” jelas Ari. Sementara itu, petani semakin tercekik dengan turunnya harga cabai.
Sudah dua minggu terakhir harga cabai berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 10.000. Hal tersebut membuat petani cabai semakin terpuruk karena hasil panen berkurang dan harga cabai di pasaran merosot drastis.
“Satu bulan yang lalu sempat harga cabai Rp 30.000, tetapi sekarang karena banyaknya pasokan cabai harganya jadi murah,” ucap Andri, 35, petani cabai lainya. Petani harus panen lebih awal untuk menghindari serangan lalat buah.
Untuk mengakali agar cabai yang dipanen terlihat matang merata. Banyak petani mencampur cabai hijau muda dengan cabai yang sudah berwarna merah merata. “Mencampur cabai supaya terlihat merata warnanya dan agar waktu pengiriman bisa bertahan lebih lama,” tandas Andri. (radar)