Suara Gemuruh dan Dentuman Makin Kencang
SONGGON – Aktivitas kegempaan Gunung Raung belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Dari data seismik, sebelumnya gempa tremor terekam dengan amplitudo 4-32 mm, dan dominan 21 mm. Tapi, kini kegempaan tremor dominan meningkat menjadi 28 milimeter.
Untuk memperkuat dan validasi data, tim pengamatan Gunung Raung memasang satu unit alat telemetri di menara Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon. Alat telemetri itu merupakan alat teknologi yang memungkinkan pengukuran jarak jauh, dan pelaporan informasi kepada perancang atau operator sistem.
“Untuk memperkuat perekaman data perkembangan Gunung Raung,” cetus kepala PPGA Raung, Balok Suryadi. Menurut Balok, letusan gunung raung ini tipe letusan strombolian. Jenis letusan ini dianggap paling buruk dan letusan penghancur.
“Mengeluarkan sejumlah kecil lava yang menjulang setinggi 15 meter hingga 100 meter ke udara dengan letupan-letupan pendek,” katanya. Yang perlu diwaspadai, terang dia, letusan tipe ini sama saat Gunung Krakatau yang ada di Jawa Barat itu meletus.
“Kalau meletus, gunung bisa habis atau bahkan hilang, gunung seperti ambles,” ujarnya. Balok menjelaskan, Gunung Raung memiliki ketinggian sekitar 3.332 meter dari permukaan laut (mdpl), bila meletus ketinggian gunung bisa menurun hingga tersisa sekitar 1.000 mdpl saja.
Saat ini, kaldera gunung dari timur ke barat memiliki luas sekitar 2.250 meter. Dari selatan ke utara, luasnya sekitar 1.750 meter. “Tinggi tebing kaldera di arah selatan mencapai 550 meter,” ungkapnya. Mengenai adanya suara gemuruh, dentuman, dan ledakan yang sering terdengar, menurut Balok itu menjadi ciri letusan strombolian.
Suara itu, diperoleh dari tekanan gas sebelum mampu mendesak material terbang ke udara. Mengenai berapa banyak jumlah material yang dikeluarkan jika Gunung Raung meletus, Balok masih belum mengetahui dengan pasti. “Kalau itu (jumlah material) ada sendiri bagian yang menghitung, bukan kewenangan saya,” terangnya.
Selain memasang alat telemetri, Pusat Vulakanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, juga memperkuat petugas di PPGA Raung. Tambahan petugas itu, untuk membantu pengamatan intensif gunung api yang saat ini masih berstatus siaga itu.
“Ada tambahan sembilan petugas,” cetus Burhan Alethea, petugas pengamat PPGA Raung. Sembilan petugas tambahan itu, lima pengamat dari PVMBG Bandung, termasuk Kepala Sub Bidang Penyelidikan dan Pengamatan Wilayah Barat, Dr. Hendra Gunawan. Sedangkan empat petu gas lainnya, dari PPGA Ijen, PPGA Batur, PPGA Agung, dan PPGA Lemongan.(radar)