Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pangdam: Lokasi Batalyon 515 Raider di Pakistaji

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Berdiri di Atas Lahan 40 Ha, Diisi Seribu Prajurit

BANYUWANGI – Rencana pembangunan Batalyon Infanteri (Yonif) Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat (Kostrad) di Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat, tampaknya akan benar-benar direalisasikan. Kondisi Batalyon Infanteri 515 Raider Kostrad sudah  tidak memenuhi syarat sehingga perlu direlokasi.

Hal ini disampaikan Pangdam V Brawijaya, Mayjend TNI I Made Sukadana, saat mengunjungi Kodim 0825 Banyuwangi sore kemarin. Jenderal bintang dua itu menyatakan relokasi didasari kondisi Yonif 515 Raider Kostrad yang berada di Tanggul, Jember, sudah tidak memenuhi syarat terkait kondisi wilayah.

Menurutnya, sesuai standar, luas markas Yonif Raider Kostrad harus seluas 60 hektare. Menurut pangdam, luas tanah milik TNI yang berlokasi di Desa Pakistaji, Kabat, sudah mendekati syarat pendirian batalion. “Di Banyuwangi luas tanahnya sekitar 40 hektare. Itu cukup untuk mendirikan batalion, bahkan ini  mungkin terluas yang dimiliki TNI AD di Jawa Timur.

Lebih bagus lagi kalau pemkab ikut membantu, karena ini juga untuk keamanan,” tegasnya. Mantan Sekretaris Kodiklat TNI AD itu menambahkan, Batalyon 515 Raider nanti akan diisi sekitar 1.000 prajurit bersenjata ringan. Seperti umumnya batalion infanteri, lahan itu hanya berisi perumahan pasukan, lokasi latihan, dan lapangan tembak.

“Banyuwangi dan Jember kan dekat, jadi pemindahan ini tidak akan mengurangi fungsi batalion itu, yaitu mengamankan  Jawa Timur,” tegasnya. Dijelaskan, batalion itu bermanfaat jika di Banyuwangi terjadi gangguan keamanan. Jika ada gangguan, TNI AD tidak harus menunggu geseran pasukan dari daerah lain karena di Banyuwangi sudah tersedia.

“Tapi kita belum pastikan kapan waktunya. Kita hanya menyediakan dan menyampaikan kepada Kostrad. Nanti Kostrad yang akan melanjut kan kapan pembangunan dimulai,” imbuhnya. Terkait kunjungannya ke Banyuwangi, alumnus Akademi Militer 1982 itu mengaku ingin melihat lebih detail perkembangan Banyuwangi saat ini.

“Informasi yang saya dapat, perkembangan  Banyuwangi cukup bagus. Kata Pak Bupati sudah Banyak turis  ke sini. Ternyata Banyuwangi  memang kondusif dan sudah jauh berkembang. Nanti saya  akan melihat perkembangan lain,” terang pria asal Bali itu.

Sebelumnya, terkait pembangunan batalion Kostrad di  Banyuwangi, Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (Inf) Roby Bulan menjelaskan ada beberapa keuntungan. Yang pertama terkait keamanan wilayah. Seperti  diketahui, Banyuwangi sebagai batas timur Pulau Jawa menjadi  pintu masuk bagi sebagian besar  orang yang akan menuju Pulau Jawa.

Apalagi Banyuwangi dekat  dengan Pulau Bali. Bukan rahasia  lagi Bali adalah lokasi yang mudah dimasuki warga asing hingga mata-mata. Oleh karena itu, Banyuwangi memerlukan satuan tempur komposit yang bisa digerakkan dengan cepat jika sewaktu-waktu  dibutuhkan.

“Wilayah kita cukup luas, apalagi kalau ada even  internasional di Bali dan even kenegaraan di Banyuwangi. Kita biasanya harus menunggu pasu-  kan dari Jember atau Malang. Padahal jaraknya cukup jauh.  Di sini juga tidak ada Brimob,  jadi saya rasa cukup tepat jika  ada batalion di sini,” imbuhnya.

Selain itu, untuk faktor ekonomi,  keberadaan batalion merupakan  sebuah keuntungan. Sebab, lebih dari 1.000 orang akan berpindah ke Banyuwangi jika ada batalion  tersebut didirikan. Mereka pasti  akan menggerakkan perekonomian masyarakat yang tinggal  di sekitar batalion.

“Tahun ini  mungkin mulai dikerjakan, karena kemarin lokasinya sudah dipantau.” pungkasnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :