Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Petani Wongsorejo Resah, Pupuk Langka di Masa Tanam Jagung

petani-wongsorejo-resah,-pupuk-langka-di-masa-tanam-jagung
Petani Wongsorejo Resah, Pupuk Langka di Masa Tanam Jagung

Banyuwangi, Jurnalnews.com – Para petani di wilayah Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, mulai dirundung keresahan akibat kelangkaan pupuk bersubsidi, padahal masa tanam jagung telah memasuki periode wajib pemupukan. Sudah dua pekan lebih para petani menanam jagung, dan kini masa 20 hari setelah tanam semakin dekat—fase penting di mana tanaman membutuhkan pupuk untuk pertumbuhan optimal.

Kelangkaan pupuk membuat petani was-was terhadap risiko menurunnya hasil panen. Misrin (56), warga Dusun Pinggir Papas Desa Sidowangi, mengaku resah karena stok pupuk di kelompok tani belum tersedia.

“Lahan saya 5 hektar dan sudah ditanami jagung usia 15 hari. Nanti umur 20 hari waktunya mupuk, tapi katanya ketua kelompok baru bulan Januari,” ujarnya kepada Jurnalnews saat ditemui di lokasi pertaniannya, Rabu, 26 November 2025.

Keluhan yang sama juga disampaikan Sunar (65), petani Desa Sidowangi lainnya. Meski namanya terdata sebagai penerima pupuk bersubsidi, namun jatah yang tersedia belum mencukupi kebutuhan lahannya.

“Jatah saya 1,2 kwintal, tapi baru alhamdulillah ada 6 kuintal, sisanya dijanjikan bulan Januari. Lahan saya 1,¼ hektar, kalau dipupuk 3 kali ya nggak cukup. Makanya saya berencana memupuk 2 kali saja,” ungkapnya dengan nada bingung.

Di sisi lain, sebagian petani memilih mencari solusi sendiri agar hasil panen tidak terancam. Matrai (45), salah satu petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani, mengaku akan membeli pupuk nonsubsidi meskipun harga jauh lebih mahal.

“Kalau saya langsung ke toko pupuk. Ya memang harganya mahal dibanding subsidi di kelompok tani,” tuturnya.

Para petani berharap pemerintah desa, kecamatan hingga dinas pertanian dapat segera bertindak untuk memastikan distribusi pupuk tepat waktu. Keterlambatan pemupukan bukan hanya mengganggu pertumbuhan tanaman, tetapi juga berpotensi menyebabkan kerugian besar bagi para petani yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian jagung di wilayah Wongsorejo. (Venus Hadi)