BANGOREJO – Pohon sengon berukuran besar yang ada di pinggir sungai Pekalen Sampean di Dusun Bangosere, Desa/Kecamatan Bangorejo ambruk dan menimpa warung hingga hancur.
Untungnya, saat pohon itu tumbang tidak ada orang di warung itu. Sedang pemiliknya, Tamami, 45, warga Dusun Bangosere, Desa Bangorejo, berada di samping warung. “Saya ada di samping warung, jadi tidak apa-apa,” terang Tamami.
Menurut Tamami, saat pohon sengon itu ambruk sedang turun hujan, tapi tidak terlalu deras. Sebelum pohon itu ambruk, dia mendengar ada suara retakan yang cukup keras. “Ada suara pohon seperti akan ambruk, saya langsung lari ke samping,” ungkapnya.
Akibat tertimpa pohon sengon yang ambruk itu, Tamami sebagian warungnya hancur. Motor Honda Beat miliknya yang ada di dalam warung juga rusak. “Biasanya warung itu ramai, tapi ini pas sepi,” cetusnya.
Meski warungnya itu berada di lahan milik Pengairan, Tamami menyebut akibat warungnya tertimpa pohon sengon yang ambruk itu, dia mengalami kerugian sekitar Rp 20 juta. “Kerugian sekitar Rp 20 juta,” terangnya.
Sementara itu, petugas perbantuan BPBD di Kecamatan Bangorejo, Andri Kurniawan, mengungkapkan saat terjadi pohon tumbang itu pihaknya langsung menghubungi tim reaksi cepat (TRC) BPBD Banyuwangi. Tapi karena ada kejadian di lain tempat, maka yang di Bangorejo penanganannya ditunda. “TRC sudah meluncur ke Cluring,” ujarnya.
Pohon yang tumbang di Desa Bangorejo itu tidak menimbulkan efek beruntun atau menyebabkan kemacetan di jalan. Rencananya, pihaknya akan melakukan penanganan pada pagi ini. “Setelah penanganan di Cluring, TRC akan ke Bangorejo,” katanya.(radar)