Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ratusan Bonek Dilarang Menyeberang ke Bali, Ternyata Ini Alasannya…

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI  – Ratusan Bonek (suporter kesebelasan Persebaya Surabaya) memadati lokasi di sekitar Pelabuhan ASDP Ketapang kemarin.

Para bonek tersebut tampaknya ingin menyeberang ke Pulau Dewata untuk mendukung Persebaya yang akan bertanding melawan Bali United pada Minggu (18/11/2018) sore di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.

Sayangnya, para suporter tersebut tak segera menyeberang ke Pulau Bali. Usut punya usut, sebagian besar mereka yang datang hanya membawa uang pas-pasan. Bahkan, ada yang tidak membawa uang sama sekali. Belum lagi dengan banyaknya para suporter tersebut yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau identitas pengenal lainnya.

Kapolsek Kesatuan Pelaksanaan Pengaman Pelabuhan (KP3) Tanjungwangi AKP Idham Holid mengatakan, dirinya sudah memberikan imbauan kepada para suporter. Terutama bagi yang tidak memiliki uang atau kartu pengenal untuk kembali dan tidak melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali. Sebab, selama ini aturan untuk masuk Pulau Bali sudah jelas.

Kecuali, jika para Bonek tersebut menyeberang menggunakan bus. Mereka bisa masuk bersamaan tanpa harus menunjukkan tanda pengenal satu per satu.

”Mereka datang mulai subuh. Sebagian besar ikut kendaraan seperti truk. Kita sampaikan, kalau memang tidak membawa uang, tidak memiliki tujuan jelas akan tinggal di mana, dan tidak memiliki tanda pengenal, lebih baik tidak melanjutkan perjalanan. Jadi, sebagian tadi sudah ada yang kembali,” tegas Holid.

Sementara itu, salah seorang Bonek, Habiburohman mengatakan, dirinya datang secara estafet ke Banyuwangi. Sejak Kamis (15/11) dia mencari beberapa kendaraan yang menuju Banyuwangi untuk bisa tiba di Pelabuhan Ketapang sebelum hari Sabtu. Karena dirinya berniat untuk bisa menyeberang dan menyaksikan Persebaya berlaga melawan Bali United di hari minggu.

Akan tetapi, pria lulusan SMP itu mengaku tidak memegang banyak uang. Hanya sangu yang cukup digunakan untuk dua kali makan. Karena itu, dirinya bersama belasan rekannya yang berangkat bersama menanti di depan pelabuhan untuk menunggu ada donatur yang mau memberangkatkan mereka.

”Ya tidak punya uang. Tapi katanya nanti ada koordinator dari Surabaya mau ke sini. Kalau punya uang, ya sudah menyeberang dari tadi. Ayolah saya carikan tumpangan, biar Persebaya menang,” ujar pemuda asal Surabaya itu sambil merajuk.