MUNCAR-Serangan wereng cokelat yang terjadi di persawahan milik petani di Desa Tapanrejo dan Blambangan, Kecamatan Muncar, menjadi perhatian serius dari Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi. Wereng yang menyerang tanaman padi itu, disebut karena penggunaan obat yang tidak tepat.
Itu disampaikan Kepala Disperta Kabupaten Banyuwangi, Arif Setiawan melalui Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan, Ilham Juanda kemarin (10/4). Menurutnya, sampai saat ini sebagian petani masih ada yang ketergantungan dengan satu jenis obat tertentu cukup tinggi.
“Serangan wereng yang sampai mematikan tanaman padi milik petani itu salah satunya ketergantungan obat pestisida,” katanya. Menurutnya, untuk mencegah serangan wereng itu petani diharuskan menggunakan obat yang bervariasi. “Selain pestisida, harus diimbangi dengan penggunaan agen hayati, yaitu obat insektisida atau racun hama serangga. Dengan begitu, wereng tidak sampai mematikan tanaman padi,” ujarnya.
Ilham mengakui keberadaan wereng tidak hanya terjadi di Desa Tapanrejo dan Desa Blambangan, Kecamatan Muncar. Hampir di semua areal pertanian pasti ada wereng, seperti di Kecamatan Genteng, Rogojampi, dan di Banyuwangi Utara.
“Apabila pencegahan dilakukan sejak awal, maka wereng tak sampai menghabiskan tanaman hingga petani gagal panen,” terangnya. Obat selain pestisida itu, jelas dia, berguna sebagai racun, sehingga serangga yang ada di sawah bisa mati. Serangga itu juga bisa mati berdasar ekosistem, yaitu serangga yang bisa memakan serangga lain. Ini yang tidak akan berjalan kalau petani hanya bergantung pada pestisida saja.
“Harus diimbangi dengan agen alami yang bentuknya obat juga,” paparnya. Serangan wereng, jelas dia, tidak hanya terjadi karena kesalahan penggunaan obat saja. Wereng juga sangat cepat berkembang mengingat kondisi cuaca masih kurang stabil.
“Untuk kali ini salah satu penyebabnya juga karena musim. Kadang-kadang hujan masih terjadi, itu membuat serangga cepat tumbuh di tanaman padi milik petani,” katanya. Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, para petani di Desa Tapanrejo dan Blambangan, Kecamatan Muncar kini banyak yang merugi.
Tanaman padi miliknya banyak yang gagal panen akibat serangan hama wereng cokelat. Salah satu petani, Vindra, 50, asal Dusun Krajan, Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar, mengatakan tanaman padi miliknya seluas satu hektare ludes diserang wereng.
“Ini satu hektare habis, masih ada beberapa tanaman padi yang belum diserang wereng cokelat,” katanya. Serangan wereng cekoleta ini, terang dia, sangat ganas. Hanya beerapa jam saja, tanaman padi yang sudah mulai menguning mendadak mati. “Serangannya sangat cepat sekali,” ujarnya pada Jawa Pos Radar Genteng. (radar)