WONGSOREIO – Khusus warga yang tinggal di sepanjang pesisir pantai Banyuwangi harus lebih hati-hati. Pasalnya, siklus tahunan banjir rob sepertinya sedang melanda perairan Selat Bali.
Seperti yang tampak di Pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Air laut tampak memenuhi sekitar warung-warung yang berada di salah satu tempat wisata pantai di Desa Bangsring. Bahkan, naiknya air laut itu disertai sampah-sampah alam seperti ranting pohon yang memenuhi pinggiran pantai, Senin (14/5/2018) kemarin.
Salah seorang pengelola wisata di Pantai Bangsring Mastalianto mengatakan, air laut mulai naik sekitar pukul 06.00 pagi. Dan semakin naik sampai pukul 07.00. Air baru menyusut sekitar pukul 10.00. Kemudian berangsur normal.
“Tadi sempat naik memang sampai di warung utara yang pagarnya baru dibuat, tapi jam 10 sudah normal lagi, pengunjung bisa mulai snorkeling lagi,” terang pria yang akrab disapa Pak Lili itu.
Dia menambahkan, dampak naiknya air rob itu selain membuat aktivitas Wisata terutama snorkeling sedikit terganggu, ada juga material lumpur dan sampah yang ikut terbawa air. “Ranting-ranting pohon yang paling banyak, ya langsung kita bersihkan supaya tidak mengganggu wisatawan,” imbuhnya.
Dia juga mengatakan, siklus air rob ini merupakan kejadian tahunan. Biasanya mendekati pertengahan tahun pola air laut naik selalu terjadi. Dan bisa semakin parah ketika mendekati puncak pertengahan tahun.
“Ini sudah siklus. Jadi kita memang harus terbiasa. Yang parah biasanya mendekati Lebaran, air bisa sampai parkiran. Tetapi lagi-lagi tidak bisa diprediksi. Karena kadang diprediksi naik ternyata malah tidak,” tandasnya.
Banjir rob juga melanda Pantai Blimbingsari. Bahkan, air laut naik hingga ke tempat parkir yang ada di sisi timur warung-warung ikan bakar. Sejumlah nelayan memilih memarkir kapalnya dan tidak ada yang terlihat melaut.
Menurut Syahbandar Banyuwangi Isnaini, kondisi perairan saat ini memang kurang baik untuk aktivitas pelayaran kapal kecil. Dia mengimbau agar nelayan bisa bersabar dan tidak melaut terlebih dahulu. “Untuk nelayan kecil mohon jangan melaut dulu,” terangnya.
Dia menambahkan, berdasar data dari BMKG, sebenarnya kondisi ini telah diprediksikan akan terjadi antara tanggal 9 hingga 14 Mei. Namun, melihat kondisi di lapangan, diperkirakan akan semakin lama hingga empat hari ke depan. “Sepertinya hingga tanggal 14 Mei kondisi akan sama,” terangnya.
Sementara itu, keterangan dari Jailani, 37, warga Pantai Blimbingsari menyebutkan, kondisi ombak tinggi ini terjadi sejak sepekan lalu. Pada pagi hari dan sore menjelang magrib deburan ombak semakin tinggi. “Kalau pagi dan sore ombaknya tinggi,” jelasnya.
Meski sudah biasa, warga mengaku sedikit khawatir karena deburan ombak cukup tinggi dan mengakibatkan aktivitas Wisata sedikit terganggu. “Ya terganggu. Ombaknya besar,” ucapnya.