
LINGKUNGAN Watu Buncul, di Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi memang asri. Di tengah himpitan perkembangan pemukiman, kampung ini masih menyimpan potensi alam yang asli. Aliran air di sungai tampak jernih. Pematang sawah sejauh mata memandang cukup mampu menyejukkan.
Di tengah keelokan alam yang dimilikinya itu, daerah ini menyimpan cerita kelam di tahun 1987. Persisnya pada medio April 30 tahun lalu. Tragedi berdarah yang cukup menghebohkan masyarakat Banyuwangi dimulai dari tempat ini.
Puluhan orang menjadi korban pembacokan, belasan orang diantaranya pun harus meregang nyawa. Sosok fenomenal kala itu tertuju pada sosok pemuda kampung yang kemudian terkenal seantero Banyuwangi. Wirdjo namanya.
Usianya saat itu masih sekitar 35 tahun. Sepak terjang pria ini, membuat ribuan warga yang tersebar di Desa Olehsari (Kecamatan Glagah), Desa Kemiren (Kecamatan Glagah), Desa Boyolangu (Kecamatan Giri), hingga Desa Kelir (Kecamatan Kalipuro) diliputi ketakutan yang teramat sangat.
“Banyak yang nggak enak makan dan tenang saat itu,” kenang Sutedjo, paman Wirdjo. Sutedjo, 65, yang tinggal tidak jauh dari kediaman Wirdjo, merupakan saksi mata atas insiden berdarah itu.