Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Unas Hari Ketiga Kacau

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

unas-kcauNaskah Soal dan Jawaban Bahasa Inggris Tidak Sinkron

BANYUWANGI – Hari ketiga pelaksanaan ujian nasional berbasis paper base test (PBT) atau ujian dengan naskah soal tingkat SMA/MA dan SMK kacau kemarin (15/4). Pasalnya, sebanyak 15 soal bahasa Inggris tidak sinkron antara listening dan jawaban yang ada. Kesalahan jawaban dan soal listening itu terjadi di seluruh sekolah SMA atau MA di seluruh Banyuwangi. Soal mata pelajaran bahasa Inggris pada tahap listening tidak sesuai suara yang dikeluarkan pada rekaman (compact disk).

Siswa yang mengetahui hal tersebut langsung menghentikan pengerjaan soal. Seperti yang terjadi di SMA 17 Agustus Banyuwangi. Para siswa sebenarnya sudah merasakan keganjilan sejak mengerjakan soal nomor satu. Tetapi, para siswa itu tetap menunggu barang kali mereka yang salah pemahaman. Namun, setelah didengarkan lebih lanjut, ternyata apa yang diucapkan speaker itu tidak sesuai lembar soal ujian. Siswa pun melaporkan kejadian tersebut kepada pengawas.

Kekacauan itu langsung diteruskan kepada penanggung jawab unas di satuan pendidikan, yaitu kepala sekolah. “Soal listening berulang kali kita ajarkan ke siswa dalam latihan sebelum unas. Jadi, anak- anak langsung menyadari kesalahan dan melapor kepada pengawas,” ujar Anton Sunartono, kepala SMA 17 Agustus Banyuwangi. Setelah menyadari kesalahan tersebut dan memperoleh konfirmasi dari Dinas Pendidikan Banyuwangi, Anton meminta pengawas memasukkan kejadian tersebut ke dalam berita acara.

Menurut Anton, soal unas tidak bisa diintervensi. Setiap terjadi kesalahan langsung ditunjukkan ke pusat. Para guru dan panitia pun tidak dapat memeriksa isi paket unas. Sehingga, tidak bisa memprediksi ada kesalahan di dalamnya. “Mungkin kalau bisa dicek dulu kita bisa laporkan dari awal. Tapi ini tidak bisa, jadi siswa kita suruh mengerjakan soal selain listening,” ujarnya Kekacauan soal bahasa Inggris juga terjadi di SMAN 1 Giri. Hal itu diakui Kepala SMAN 1 Giri, Mujib. Akhirnya, mereka sepakat mengerjakan soal selain nomor 1 sampai 15 yang berisi soal Iistelling.

Ketua Sub Rayon 1 SMK Suparman mengatakan, ketidaksesuaian soal listening juga terjadi di SMK, seperti di SMKN 1 Glagah. Para siswa awalnya berusaha tetap mengerjakan soal, tapi semakin menemui kesulitan. Sampai akhirnya diketahui bahwa soal dan yang diucapkan speaker tidak sesuai. “Eta sampai ngecek ke polsek untuk memastikan bahwa CD soal tidak tertukar. Ternyata benar, memang isinya tidak sesuai,” ujar Suparman. Plt. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono, melalui Kasi SMP Sutikno membenarkan adanya kesalahan salah satu materi unas paper base test (PBT) atau ujian dengan naskah soal itu.

Sesuai instruksi Dinas Pendidikan Provinsi jatim, setiap sekolah yang mengalami kendala terkait soal listening bisa menulis hal itu dalam berita acara. Itu supaya menjadi koreksi tersendiri bagi panitia, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Sutikno menambahkan, setiap sekolah yang mengalami kendala tersebut sudah diberi penjelasan yang sama. Kemungkinan soal listening tersebut tidak akan dimasukkan ke dalam penilaian unas.

“Kendalanya bisa jadi dari perusahaan yang menyediakan CD listetening dan paper unas, kejadian itu juga tidak hanya terjadi di Banyuwangi,” jelas Sutikno. Sementara itu, ketika siswa pelaksana unas PBT mengalami kendala, pelaksana unas online tenang-tenang saja. Inonu Thaimya, kepala SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi, mengaku pelaksanaan unas pada hari ketiga berjalan lancar. Siswa yang mengerjakan soal Iistening dengan perangkat komputer tidak mengalami kendala apa pun.

Begitu juga penyelenggara unas CBT lain di SMKN 1 Banyuwangi. Siswa yang mengerjakan unas online dalam tiga tahap di sekolah itu tidak menemukan kejanggalan yang disampaikan speaker. Hanya saja, mereka harus lebih cepat mengeklik mouse agar tidak tertinggal dengan soal Iistening. “Tidak ada masalah. Dua gelombang yang kita laksanakan lancar semua,” terang wahyudin, salah satu guru SMKN 1 Banyuwangi. (radar)