Pasokan Air PDAM Sering Mampet
BANYUWANGI – Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang tinggal di Kecamatan Banyuwangi mengeluh lantaran pasokan air di rumahnya sering mampet. Matinya saluran air PDAM ke rumah warga itu sudah berlangsung sejak sekitar sebulan lalu.
Tentu mampetnya pasokan air ke rumah warga itu sangat meresahkan. Sebab, air merupakan kebutuhan sehari-hari yang sangat vital. Kondisi itu hampir merata dialami warga di wilayah Kecamatan Banyuwangi. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, air pasokan PDAM macet di Kelurahan Singoturunan, Kelurahan, Kebalenan, dan beberapa daerah lain.
Yang terparah, pasokan air mampet total terjadi di Kelurahan Lateng. Di daerah Lateng, saluran air PDAM nyaris tidak mengalir selama beberapa hari terakhir. Warga Lateng dan sekitarnya pun terpaksa jarang mandi, lantaran air bersih pasokan PDAM tidak mengalir sama sekali.
RD. Kurnia, 35, warga Kelurahan Lateng, mengeluhkan matinya pasokan air bersih dari PDAM di lingkungannya itu. Sebab, air hampir tidak mengalir sejak beberapa hari terakhir. ”Biasanya satu sampai dua jam mengalir airnya, tapi sekarang tidak mengalir sama sekali. Kami jadi jarang mandi saat ini,” jelas Kurnia.
Dia juga menyesalkan pihak DAM yang dirasa lambat menangani kondisi itu. Seharusnya, dengan adanya banyak keluhan warga, pihak PDAM cepat tanggap. Dia berharap warga tidak kesulitan mendapat air bersih untuk keperluan sehari-hari.
”Mata air di Banyuwangi ini banyak sekali. Aneh saja rasanya kalau air PDAM di Banyuwangi sampai macet begini,” keluh bapak satu anak itu. Mampetnya pasokan air bersih PDAM juga masih sering terjadi di wilayah Kelurahan Kebalenan.
Namun, di wilayah Kelurahan Kebalenan, air yang mampet tidak terjadi sehari penuh. Sejak pukul 05.00–08.00 dan pukul 17.00–19.00 pasokan air bersih PDAM selalu mampet. Padahal, pada jam-jam tersebut warga banyak memerlukan air bersih untuk mandi dan bersih-bersih.
”Pukul 09.00 ke atas baru mengalir lagi airnya. Tetapi, kita ini kan kerja, jadi butuh waktu untuk mandinya pas jam enam sampai jam tujuh pagi,” keluh Aditama, 29, warga Perumahan Kebalenan. Sementara itu, Direktur PDAM Banyuwangi, Ayub Hidayat, mengakui pasokan air PDAM di wilayah Kelurahan Lateng dan sekitarnya sedang tersendat.
Hal ini disebabkan debit sumber air di Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, mengalami penurunan sangat drastis selama kemarau panjang lalu. ”Di wilayah Banyuwangi kota, sumber airnya kita ambil dari Desa Bulusari. Saat ini debit air sedang berkurang akibat hujan tidak kunjung datang,” jelas Ayub kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.
Berdasar penelusuran pihak PDAM, kata Ayub, selain debit air di sumber Bulusari berkurang, beberapa pipa PDAM juga sedang mengalami kerusakan. Seperti yang terjadi terhadap pipa air di Jalan Surati. Pipa air di lokasi tersebut dilaporkan mengalami kebocoran dan sampai saat ini masih dalam proses perbaikan.
Sementara itu, pipa paralon besar di Desa Grogol, Kecamatan Giri, juga dilaporkan sedang mengalami kerusakan karena terbakar. ”Di sekitar PT. Kertas Basuki Rahmat (KBR), Jalan Ijen, wilayah Gang Lombok, Lingkungan Sukowidi, Jalan Tidar, dan sekitarnya, sudah teratasi. Alhamdulillah, tinggal yang di daerah Lateng yang dalam proses kami optimalkan,” jelas Ayub.
Apa langkah PDAM terkait mampetnya pasokan air yang meresahkan warga itu? Ayub mengatakan, saat ini PDAM sedang membuat sumur pompa di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, yang nanti bisa menjadi cadangan pasokan air di wilayah Banyuwangi kota.
Sumur pompa Bakungan itu digunakan apabila sumber air di Bulusari mengalami kekeringan. ”Insya Allah tiga hingga empat hari ke depan saluran air akan kembali normal. Saat ini kami masih menunggu alat sumur bornya yang belum datang. Mudah-mudahan sumber air dari Kelurahan Bakungan itu bisa mengatasi macetnya air selama ini,” pungkasnya. (radar)