Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Aliran Air PDAM semakin Menyebalkan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Macetnya aliran air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Banyuwangi khususnya di wilayah Banyuwangi kota terus berlanjut sampai sekarang. Tentu dengan belum lancarnya aliran air PDAM itu warga  masih resah.

Sebab, air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.  Toha, salah satu warga Kelurahan Lateng, menuturkan saluran air di rumahnya sampai saat ini masih sangat kecil.  Bahkan, pada jam-jam sibuk, seperti pagi  dan sore, air PDAM tidak mengalir. Kalaupun mengalir, volumenya airnya sangat kecil.

”Pukul 10.00 pagi sampai sore hidup, tapi airnya sak crut. Sangat kecil sekali. Pagi  dan sore masih mati,” terangnya. Dengan matinya aliran air itu, dia terpaksa membuat sumur bor di rumahnya. Tentu tidak mudah mendapatkan air meski  menggunakan sumur bor. Dia harus ngebor tanah sedalam empat meter agar air bisa keluar.

”Keberatan sebenarnya, karena kita juga mengeluarkan biaya pembuatan sumur bor itu. Padahal, tiap bulan kita sudah bayar  tagihan ke PDAM, tapi airnya macet terus,” keluh Toha. Hal yang sama juga dialami Qowim, warga Kelurahan Lateng  lainnya.

Dia menuturkan, pelayanan PDAM saat ini sangat mengecewakan. Itu terhitung tiga tahun ke belakang. Dia juga heran dengan sering macetnya aliran air PDAM di Banyuwangi saat ini. Mengingat sumber air di Banyuwangi  cukup banyak, menurutnya,  alasan sumber air  mengering akibat kemarau sangat tidak masuk akal.

”Seharusnya sudah disediakan cadangan-cadangan sumber air sebelumnya kalau memang sumber air di Bulusari mengering. Jadi, warga tidak dirugikan seperti  ini. Air ini kebutuhan yang pokok  lho,” seru bapak satu anak itu.

Dengan lambannya kinerja pihak PDAM dalam menangani macetnya saluran air selama  kurang-lebih satu bulan terakhir, dia berharap Pemkab Banyuwangi mengganti direktur PDAM Banyuwangi    saat ini karena dianggap  tidak becus menangani persoalan air yang sebenarnya tidak perlu  terjadi.

”Ganti saja direkturnya itu. Dulu meski Banyuwangi kemarau, air PDAM selalu lancar. Ini kok sekarang macet terus,”  tegasnya. Berdasar informasi yang diperoleh, air mampet kembali melanda rumah warga di Perumahan Griya Giri Mulya (GGM), Kelurahan Klatak.

Air mampet di wilayah Perum GGM tersebut terjadi sejak sore kemarin. Warga setempat pun sangat mengeluhkan dengan matinya aliran  air tersebut. ”Air PDAM di rumah sore ini (kemarin) juga mati,” ujar Irwan, salah satu warga Perum GGM.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Kelurahan Lateng mengeluhkan macetnya aliran air PDAM di lingkungannya sebulan terakhir. Yang membuat resah, air PDAM sama sekali tidak mengalir ke permukiman padat  penduduk tersebut.

Pihak PDAM berdalih sumber air untuk wilayah Banyuwangi kota, yakni sumber di Desa Bulusari, Kalipuro, sedang  mengalami penurunan debit air. Direktur PDAM Banyuwangi, Ayub Hidayat, mengakui pasokan  air PDAM di wilayah Kelurahan Lateng dan sekitarnya sedang  tersendat.

Hal itu disebabkan debit  sumber air di Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, mengalami  penurunan sangat drastis selama kemarau panjang lalu. ”Di wilayah Banyuwangi kota, sumber airnya kita ambil dari Desa Bulusari. Saat ini debit air sedang berkurang akibat hujan tidak kunjung datang,” jelas Ayub beberapa waktu lalu.

Terkait mampetnya pasokan  air yang meresahkan warga itu, Ayub mengatakan saat ini PDAM sedang membuat sumur pompa di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, yang nanti bisa menjadi cadangan pasokan air di wilayah Banyuwangi kota.

Sumur pompa Bakungan itu  digunakan apabila sumber air di  Bulusari mengalami keke ringan. Diprediksi, dua hari ke depan sumur bor cadangan di Kelurahan Bakungan tersebut bisa dioperasikan dan bisa mengatasi persoalan air PDAM di wilayah Banyuwangi.  (radar)