Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Air Sungai Pekalen Sampean Tercemar, Warga Ramai-Ramai Berburu Ikan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

warga-berburu-ikan-yang-diduga-mabuk-di-pinggir-sungai-pekalen-sampean-dusun-sendangrejo-desa-kebondalem-kemarin

Ikan Ditemukan Banyak yang Teler dan Mati

BANGOREJO – Warga yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Pekalen Sampean mulai Dam Karangdoro, Kecamatan Tegalsari,  hingga Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, ramai-ramai  berburu ikan di pinggir sungai kemarin (14/10).

Untuk menangkap ikan yang  diduga sedang teler itu, warga banyak yang membawa peralatan seperti jala dan alat dapur seperti irig (anyaman bambu). Mereka menunggu ikan yang muncul di pinggir sungai. “Muncul seperti sekarat,” cetus Mariyadi, 76, salah   satu warga di Dusun Sendangrejo, Desa Kebon dalem, Kecamatan  Bangorejo.

Meski ikan di aliran sungai itu  sedang besar, tapi ikan yang bertebaran di permukaan sungai juga  cukup banyak. Setiap ada ikan yang muncul, warga ramai-ramai menangkap dengan alat yang di bawa.  “Ikannya macam-macam,” ungkapnya.

Menurut Mariyadi, ikan yang banyak bermunculan itu sepertinya sedang teler. Diduga, itu yang banyak bermunculan itu akibat dari keracunan. “Air sungai berubah, ini seperti tidak biasanya,” cetusnya. Air di Sungai Pekalen Sampean  itu, terang dia, warna keruh dan kotor. Bila dibuat membasuh tangan, air sungai berlendir seperti bercampur kotoran parutan kelapa.

“Warga yang biasanya mandi di  sungai ya jadi tidak nyaman,” terangnya. Ikan yang banyak bermunculan seperti keracunan itu, masih kata  dia, ini untuk yang kali kedua.  Sebelumnya, kejadian serupa juga  terjadi saat ada perahu hias. Fenomena ikan yang mati itu, diduga akibat tercemar dari limbah Pabrik Gula Glenmore (PGG).

“Ini katanya dari tebu di pabrik gula,” ucapnya. Sementara itu, direktur PGG Ade Prasetyo, melalui salah satu stafnya, Rian Lutfi Ananda, pihaknya bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Banyuwangi sudah memantau dan memeriksa kondisi  yang terjadi di aliran sungai tersebut.

“BLH sudah ngecek, kita tunggu hasilnya,” jelasnya. Rian menegaskan aktivitas dan kegiatan pengolahan tebu menjadi gula, itu tidak menghasilkan limbah yang langsung dibuang ke sungai.  “Pembuangan limbah yang langsung ke sungai itu tidak ada,” ungkapnya.

Itu artinya, masih kata dia, ikan yang mati di aliran Sungai Pekalen  Sampean itu tidak ada hubungannya  dengan kegiatan PGG. “Keracunan ikan di sungai tidak ada hubungan   dengan pabrik gula,” tegasnya. Sementara itu, Camat Glenmore, Susanto Wibowo, saat dikonfirmasi mengatakan BLH sudah melakukan  pengujian terhadap air. Itu setelah ada keluhan dari warga yang  mengaku airnya tercemar.

“Kapan hari itu BLH uji materi, dan kita  dampingi,” terangnya. Dari hasil pengujian itu, terang dia, diketahui kondisi air masih normal. Kondisi yang terjadi di sungai itu, bisa diakibatkan banyak hal.  “Hasil uji air oleh BLH masih di  ambang batas normal,” ucapnya.

BLH yang turun ke lapangan, jelas  dia, juga karena khawatir ada pencemaran. Untuk memastikan  kondisi air yang sebenarnya, BLH  juga memeriksa lagi. “Hasil dari pemeriksaan yang kedua, kita tunggu  hasilnya,” katanya. (radar)