BANJIR yang melanda tujuh kecamatan di wilayah Banyuwangi Selatan, sempat mengagetkan warga yang tianggal di Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung. Maklum, di daerah itu selama ini cukup aman dari banjir. Di Desa Kesilir banjir yang terakhir sekitar tahun 1975, tapi air tidak sampai masuk ke perumahan warga.
Dan banjir kali ini, ketinggian hingga satu meter lebih. Sehingga, warga harus berjibaku menyelamatkan barang-barangnya. “Ini banjir terbesar,” terang Takrib, 65, warga Dusun Silirsari, Desa Kesilir. Rumah milik Takrib ini berjarak sekitar 100 meter dari Sungai Gemenggeng. Tapi, air dari meluapnya sungai membuat rumahnya tergenang.
“Di rumah ketinggian air sekitar 1 meter lebih, air sampai seleher,” terangnya. Saat banjir itu terjadi, Takrib mengaku bersama istrinya, Lasinem, 50. Di rumahnya juga ada Yoyok Supita, 27, bersama istrinya, Mia Tri Lestari, 25, dan putri bungsunya, Riski Mei Sinta, 11.
“Kami sedang menunggu ibu Sunarsih yang sudah berumur 86 tahun,” katanya. Saat berkumpul itu, air tiba-tiba masuk ke rumah dan terus tinggi. Yoyok keluar rumah untuk melepas tali sapi yang ada di belakang rumahnya. “Malam itu gelap, lampu listrik mati,” cetusnya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Yoyok yang ke luar rumah untuk menyelamatkan tujuh ekor sapi limousin itu, sambil teriak minta tolong karena air terus membesar. Sejumlah kerebat, Sohim, Anang, Luki, Tarjo, dan Ismail datang dan membantu. Sunarsih yang kondisinya sudah lemas, oleh warga itu dinaikkan ke pogo.
“Mereka menunggu nenek,” terang Lasinem, istri Takrib. Yoyok yang menuju ke kandang sapi, langsung melepas semua ikatan tujuh ekor sapi itu. Tanpa di sadari, setelah melepas ikatan sapi itu air meninggi. “Saya pegangan pohon kayu jati, arusnya sangat deras, sapi sudah tidak jelas,” ungkapnya.
Yoyok mengaku tidak ingat persis waktu saat terjebak dalam genangan banjir tersebut. Diperkirakan dirinya melepas sapi sekitar pukul 20.00, dan baru ditolong warga pukul 24,00. “Un tuk memastikan kalau semua selamat, kami celuk-celukan (saling panggil),” ungkapnya.
Baru pada dini hari, bantuan datang. Dengan menggunakan tali, petugas gabungan itu menarik dan mengevakuasi menuju ke tempat yang lebih aman. “Petugas datang bersama pak lurah,” terangnya. Baru pada esok harinya, dari
tujuh ekor sapi miliknya yang hanyut itu empat ekor ditemukan di tempat terpisah dan selamat. Dua ekor ditemukan sudah mati dan satu ekor belum berhasil ditemukan.
“Ditemukan berjarak dua kilometer dari rumah,” terang Yoyok. (radar)