Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Hujan Deras di Lereng Ijen, Sungai Meluap Akibatkan Jembatan Putus dan Rumah Terendam

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KALIPURO – Hujan deras yang mengguyur wilayah Licin, Glagah, dan Kalipuro membuat warga yang tinggal di bantaran sungai was-was karena sebagian air sungai meluap. Sedikitnya 30 rumah di daerah Lateng terendam.

Air sungai yang meluap parah menimpa Dusun Krajan dan Dusun Banjarwaru, Desa Kelir: Jalan dan jembatan yang menghubungkan kedua dusun tersebut sempat terputus karena air yang meluap ikut menghancurkan jalan beraspal. Akibat luapan itu, plengsengan yang berada di timur jembatan juga ambrol.

Warga pun segera mengambil tindakan setelah melihat kejadian tersebut. Beberapa pengguna jalan tampak tidak berani melintas karena melihat air yang cukup deras. Tak lama kemudian, petugas dari Kecamatan Kalipuro dan Polsek Kalipuro juga datang ke lapangan untuk memantau kondisi.

“Air mengalir dari atas (Licin dan Glagah), karena di sini hujan tidak lebat. Air meluap semakin parah karena ada kayu-kayu yang menutup saluran air,” ujar Kepala Desa Kelir Lutfi Zuwaini.

Pemandangan serupa juga terlihat di beberapa titik lain. Jawa Pos Radar Banyuwangi menemukan sungai yang ada di Kelurahan Gombengsari dan Kelurahan Kalipuro juga meluap. Bahkan, bendungan kecil yang baru dibangun di seberang Kelurahan Gombengsari juga ikut terbawa arus air.

Dihubungi tadi malam, Camat Kalipuro Anacleto Da Silva mengaku masih memeriksa sumber luapan air. Yang jelas, penyebab banjir adalah tingginya curah hujan dan penyempitan sungai. Kondisi ini mengakibatkan beberapa sungai akhirnya meluap.

“Satu rumah di Lingkungan Sukowidi rusak akibat sungai banjir bandang. Satu rumah milik Ibu Sumilah warga Sukowidi roboh. Bendungan di Gombengsari juga roboh,” ujar Leto.

Pihaknya mengaku sudah minta bantuan ke BPBD terkait dampak luapan air sungai yang ada di wilayahnya. “Di Kelir juga parah, plengsengan dan aspalnya hancur. Ini saya rasa dari atas semua karena hujan di Wilayah Kalipuro tidak terlalu besar,” kata Leto.

Imron, 35, salah seorang warga Kalipuro mengatakan jika hujan yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya tidak terlalu deras. Hanya saja, pukul 14.30 dia mendengar suara gemuruh dan ternyata air sungai sudah semakin tinggi. “Kalau di sini tidak deras hujannya, kita yakin dari atas,” jelas Imron.

Kabid Kedaruratan BPBD Banyuwangi Eka Muharam saat dikonfirmasi mengatakan, banjir bandang tidak hanya berimbas di wilayah Kalipuro. Kata Eka, bencana ini berawal dan’ hujan deras di daerah Licin dan Glagah. “Justru yang kena dampaknya di daerah bawah,” ujarnya.

Dampak paling parah adalah di lingkungan Kebon Jeruk, Kelurahan Lateng. Ada 30 rumah yang terendam banjir di daerah tersebut akibat luapan kali Sukowidi. Beberapa rumah bahkan mengalami kerusakan parah sehingga BPPD langsung membuat dapur umum.

“Kita juga dapat laporan dari Kalipuro, tapi yang paling parah di bawah. Jadi, kita terjun ke lokasi yang dampaknya paling luas dulu. Hujan siang tadi membuat sungai meluap, airnya berwarna cokelat membawa material lumpur dan kayu,” jelas Eka.

Ketika ditanya analisis penyebab banjir ini, Eka mengaku belum berani menerka. Hanya saja jika dilihat pola dan material yang dibawa air, dugaan sementara air ini berasal dari Lereng Gunung Ijen.

“Kajianya harus lengkap, mungkin besok baru bisa kita lihat. Rumah yang di Lateng banyak yang jebol dindingnya, perabotan rumah juga banyak yang hanyut,” imbuhnya.

Selain Lateng, informasi terkait dampak luapan air sungai juga terdengar di wilayah Dusun Remuk, Desa Ketapang. Hari Purnomo salah seorang warga mengabarkan jika beberapa rumah di sekitar stasiun Banyuwangi Baru sempat terendam air setinggi 30 sentimeter.

“Ada beberapa rumah warga yang rusak, padahal di sini tidak ada hujan deras,” pungkasnya.