Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Area Parkir GWD Dipindah, Pelaku Usaha Meradang

Disbudpar memasang tanda mobil dilarang masuk untuk kawasan sebelah utara sejak dua pekan lalu.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Disbudpar memasang tanda mobil dilarang masuk untuk kawasan sebelah utara sejak dua pekan lalu.

BANYUWANGI – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi mengeluarkan kebijakan baru terkait parkir di Grand Watudodol (GWD). Hampir dua pekan, seluruh kendaraan roda empat dilarang parkir di sisi utara. Seluruh mobil pengunjung diwajibkan menempati area parkir sisi selatan yang telah dipasang paving.

Kepala Disbudpar Banyuwangi, M.Yanuar Bramuda mengatakan, larangan parkir itu digulirkan demi kebersihan. Kecuali roda dua, semua alat transportasi wisatawan diarahkan untuk menempati area parkir utama dekat pintu masuk lokasi wisata. “Untuk parkir sisi utara baru difungsikan jika lahan parkir utama over kapasitas akibat pengunjung yang membludak,” ungkapnya

Aturan itu telah berlaku kurang lebih hampir dua pekan. Sejak itu, area parkir sisi utara yang biasanya ramai mobil pengunjung kini lengang. Tak satupun kendaraan roda empat yang terlihat parkir. Tanda larangan dari Disbudpar terpasang rapi di sebelah pintu keluar GWD.

Namun, kebijakan itu menuai kritik dari pelaku wisata, pengunjung maupun pengelola parkir. Sendi, pemilik jasa pelayanan wisata Pesona Bahari salah satunya, dia menilai larangan Disbudpar menyebabkan usahanya menuai imbas negatif. Wisatawan yang hendak menyeberang menuju Pulau Menjangan, Pulau Tabuhan dan singgah di Bangsring Under Water mengeluh jarak antara area parkir dan pos layanan wisata terlalu jauh.

“Dulu pas mobil wisatawan boleh parkir di sisi utara enak, bongkar muat barang lebih dekat. Pasca dialihkan ke sisi selatan jadi kendala lantaran tamu kami keberatan,” ungkapnya.

Sendi menilai, area parkir kendaraan wisatawan menyebabkan lahan sisi utara kotor dinilai mengada-ada. Karena selama ini petugas kebersihan selalu siaga penuh untuk memungut sampah yang berserakan di pantai maupun daratan. “Kalau benar keberadaan kendaraan di area parkir sisi utara menyebabkan kotor, kenapa pemerintah tidak melakukan pavingisasi seperti di selatan,” keluh pria asal Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo.

Semua pelaku wisata yang melayani jasa trip ke Pulau Menjangan, Tabuhan maupun Bangsring Under Water bertempat di sisi utara GWD. Lokasinya dekat dengan area parkir yang kini dijadikan area cadangan oleh Disbudpar. (radar)