Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dadang Belum Ditemukan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Upaya Tim gabungan Polisi Air (Polair), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Badan Search dan Rescue Nasional (Basamas), dan nelayan disekitar Pantai Boom mencari Dadang Permana yang tenggelam di Pantai Boom belum membuahkan hasil.

Penyisiran yang dilakukan nonstop sejak Jumat sore (4/9) hingga sore kemarin (5/9) belum berbuah hasil menemukan siswa kelas 8 SMP 2 Banyuwangi  tersebut. Bahkan, hingga berita ini ditulis pukul 20.00 tadi malam, remaja yang tinggal di Lingkungan Ujung, Kelurahan Kepatihan itu belum ditemukan.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, kapal patroli milik Polair dan TNl AL sudah bergantian mengitari sepanjang garis Pantai Boom sejak pagi. Mereka berputar mengitari lokasi sambil menunggu kemungkinan korban terlihat.

Namun, sampai pukul 12.00 siang, apa yang mereka cari belum tampak. Langkah warga sekitar dan keluarga korban lebih ekstrem lagi. Kapal nelayan yang mereka gunakan mencari korban bermanuver zlgzag.

Dengan harapan tidak ada sejengkal wilayah pun yang luput dari pantauan mata para nelayan setempat. Ketika tim Polair dan TNI AL beristirahat, kapal nelayan tersebut masih mencari di sekitar lokasi Dadang terseret arus. 

Bahkan, mereka mengerahkan penyelam tradisional untuk memcriksa dasar laut. Sugiyono, 36, salah seorang penyelam tradisional, memperkirakan korban terjebak di antara pasir di dasar laut. Sehingga dirinya dan temannya sesama penyelam tradisional mencari didasar laut berpasir itu.

“Dulu ada yang pernah tenggelam, dan ternyata ada di antara pasir terpendam. Kasusnya sama, jadi kita cari di pasir yang ada dilaut,” jelasnya. Tak hanya menurunkan penyelam tradisional, sekitar pukul 09.00, beberapa warga yang dipimpin orang tua tampak melarang sesaji ke tengah laut.

Aktivitas tersebut terlihat Saat Jawa Pos Radar Banyuwangi melakukan patroli bersama kapal Polair di sekitar muara yang terhubung langsung ke lepas pantai itu. Beberapa warga tampak ikut berdoa dalam proses ritual tersebut.

“Kita lepaskan sesandingan, semoga cepat ditemukan,” kata salah seorang warga. Sementara itu, Tim Basarnas  dari  Jember tiba di Pantai Boom  sekitar pukul 11.30 kemarin. Dengan membawa tujuh personel, Basarnas langsung menurunkan perahu karet berwarna jingga ke tepi pantai.

“Kita tanya dulu ke teman-teman yang sudah berpatroli semalaman. Kita akan cari di wilayah yang kemungkinan belum diperiksa,” kata Rudi Prahara, komandan Tm SAR Jember. Di saat pencarian berlangsung, sekitar pukul 15.00 sempat tersiar kabar bahwa korban sudah ditemukan diwilayah Ketapang.

Namun, ketika Jawa Pos Radar Banyuwangi mengonfirrmasi kepada anggota TNI AL yang sedang berpatroli, petugas menyangkal kabar tersebut. “Belum ada masih. Kita sudah sisir sampai perairan Ketapang. Tadi juga ada info ditemukan di Gilimanuk, ternyata tidak ada,” jelas Helmi, salah satu anggota TNI AL.

Sementara itu, Kepala Polair Banyuwangi, AKP Bashori Alwi melaporkan, anggotanya belum berhasil menemukan Dadang. Padahal, pencarian sudah dilakukan sampai muara Sungai Tambang. Beberapa kemungkinan menurutnya bisa terjadi karena arus Pantai Boom tampak tenang di atas tapi sangat deras di bawah.

Sampai tiga hari ke depan, Bashori mengatakan pencarian akan tetap dilakukan. Dia berharap korban segera ditemukan. “Kita sudah lakukan berbagai upaya, termasuk pencarian malam hari. Jika memang dibutuhkan kita akan turunkan penyelam.

Nanti pasti akan segera kita informasikan jika sudah ditemukan,” jelas Bashori. Sekadar mengingatkan, Dadang menjadi satu-satunya korban yang belum ditemukan dari empat anak yang tenggelam karena arus muara Pantai Boom.

Menurut keterangan Tomi, 15, Dadang sempat meminta tolong kepada dirinya. Namun, karena arus terlalu kuat, Tomi terpaksa melepaskan pegangan tangan Dadang. Lalu, Dadang hilang terseret arus muara “Tragedi lnkai” Pantai Boom. (radar)