Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Dijenguk Keluarga, Pengedar Pil Koplo Ini Menangis di Pangkuan Ibu

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Tangis histeris memecah ketenangan Mapolsek Gambiran ketika seorang tersangka pengedar pil koplo, Yuliansyah Wicaksono, 19, asal Desa/Kecamatan Bangorejo terlihat menangis di pangkuan ibunya yang siang itu membesuk Yuliansyah di Polsek.

Remaja tesebut langsung mencium kaki ibunya yang datang bersama saudaranya. Suasana haru itu sempat membuat mata Kapolsek Gambiran AKP Ketut Redana yang ikut mendampingi pertemuan ibu dan anak itu terlihat berkaca-kaca. “Tersangka ini kita tangkap Kamis malam (12/4),” terang Ketut Redana.

Menurut Kapolsek, tersangka ditangkap sedang mengedarkan pil koplo di poskamling jalan simpang tiga Dusun Gembolo, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran. Di tempat itu, dia akan menjual empat tik pil koplo yang dibungkus dalam kertas rokok. Untuk satu tik berisi 10 butir pil koplo. “Kami melakukan penangkapan saat tersangka melakukan transaksi,” katanya.

Selain mengamankan empat tik atau 40 butir pil koplo, jelas dia, saat diringkus dari tangannya juga disita uang sebanyak Rp 100 ribu yang diduga hasil penjualan. “Pelaku mengaku sudah tiga bulan melakukan jual beli pil koplo. Selain menjual, dia juga mengonsumsi,” terangnya.

Dari pengakuan tersangka, lanjut dia, setiap 10 butir pil koplo yang terjual mendapat keuntungan sebesar Rp 5.000. Dari keuntungan itu, tersangka kepincut dan terus mengedarkan pil koplo tersebut. “Tersangka banyak menjual kepada teman-temannya melalui aplikasi WA (Whats App),” ungkapnya.

Atas perbuatannya itu, Yuliansyah ditetapkan menjadi tersangka dan dikenai pasal 197 sub pasal 196 Undang-Undang (UU) RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. “Tersangka kesehariannya buruh panggul jeruk,” ujarnya.

Usai menemui ibunya, Yuliansyah menyampaikan bahwa ia mengedarkan pil koplo pada teman dan pelajar. Semua barangnya didapat dari seorang rekannya. “Saya malu dengan ibu saya. Saya minta maaf kepada ibu dan tidak akan mengulangi perbuatan seperti ini lagi,” katanya sembari mengusap air mata.