SRONO – Dua pelaku perampokan yang terluka tembak Misnatun, 41, asal Desa Ramban, Kecamatan Cerme, Kabupaten Bondowoso, dan Abdul Aziz, 41, asal Dusun Bendelan, Desa/Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, yang terluka cukup berat di tangan dan wajah akibat terkena ledakan bom rakitan miliknya sendiri, hingga kemarin sore (13/9), masih menjalani perawatan di RSUD Genteng.
Abdul Aziz yang terkena ledakan, mata kanan terluka parah hingga nyaris buta. Karena lukanya itu, oleh petugas medis RSUD Genteng langsung dioperasi. Selanjutnya, kedua perampok itu ditempatkan di ruang isolasi dengan penjagaan ketat dari anggota polisi.
“Kedua pasien (pelaku perampokan) saat datang terluka parah,” terang Humas RSUD Genteng, dr. Sugiyo Sastro. Hanya saja, jelas dia, keduanya dalam kondisi sadar dan Cuma mengigau.
“Satu pasien ada luka tembak di paha kanan dan pinggang, sedang yang satu luka parah ditangan kiri dan wajah,” ungkapnya. Saat dilakukan pemeriksaan, jelas dia, ditemukan seperti bekas proyektil di perut Misnataun. Tapi, keberadaan proyektil itu tidak mengenai organ yang membahayakan.
“Kemungkinan tidak mengenai pembuluh darah atau liver, jadi masih aman,” jelasnya. Tapi saat dilakukan operasi, ternyata tidak ada benda seperti proyektil. Makanya, tindakan operasi yang dilakukan itu dengan membersihkan dan melakukan pengamatan pasca operasi.
“Operasi hanya pembersihan, proyektil dicari tidak ketemu,” ungkapnya. Sementara itu, kondisi Abdul Aziz cukup parah. Akibat ledakan benda yang dibawa, jemari pasien mengalami luka tak beraturan. Selain itu, kondisi mata kiri pelaku sangat parah dan kemungkinan besar mengalami kebutaan.
“Parah di tangan kiri, ada luka robek tidak beraturan di tangan, jari tangan rusak. Ada trauma di mata dan sepertinya buta,” ucapnya. Karena luka yang cukup parah di bagan mata, jelas dia, tim medis melibatkan dokter spesialis mata. Namun, perlakuan ini hanya sebatas membersihkan luka yang dialami pelaku untuk mencegah infeksi.
“Sudah dibersihkan secara biasa, tidak dioperasi karena keluarga tidak ada,” jelasnya. Tindakan yang dilakukan RSUD Genteng dengan tidak melakukan operasi pada mata Aziz itu sudah sesuai prosedur.
“Tidak ada yang bertanggung jawab dari keluarga atau lainnya untuk operasi, bukan masalah biaya, tapi penanggung jawab,” ucapnya. (radar)