Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gus Wafa Tutup Usia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TEGALSARI – Keluarga besar Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, berduka. Salah satu pengasuh ponpes tersebut, KH. Ali Waffa Syafaat atau Gus Wafa, 46, sekitar pukul 06.00 meninggal dunia kemarin (24/6).

Putra pendiri pondok pesantren Darussalam Blokagung, almarhum KH. Muhtar Syafaat Abdul Gofur dengan almarhumah Hj.  Busyarofah, itu meninggal saat dirawat di RS Ar-Rohma, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran. Adik kandung KH. Ahmad Hisyam Syafaat itu sudah lama terkena komplikasi.

Pada Selasa (23/6) sekitar pukul 15.30 oleh keluarga dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya menurun. Setelah menjalani perawatan, esok paginya sekitar pukul 05.20 meninggal dunia. “Kondisi Mas Wafa masih baik, kok,” terang KH. Abdul Malik Syafaat, adik kandung Gus Wafa.

Menurut Gus Malik—sapaan  KH. Abdul Malik Syafaat, beberapa jam sebelum meninggal Gus Wafa  masih minta jalan-jalan menggunakan kursi roda. Malahan, saat itu juga masih melaksanakan puasa. “Saat jalan-jalan dengan kursi roda itu tiba-tiba minta diantar ke kamar  dan meninggal saat akan dipindah ke tempat tidur,” ungkapnya.

Meninggalnya Gus Wafa itu ternyata bukan hanya membuat keluarga besar Pondok Pesantren  Darussalam, Blokagung, berduka. Keluarga besar NU dan masyarakat Banyuwangi juga berduka. Sejak meninggal di rumah sakit, ribuan petakziah berdatangan ke  pesantren asuhan KH. Ahmad  Hisyam Syafaat itu.

Mereka menunggu jenazah hingga dimakamkan di pemakaman keluarga pukul 13.00. “Saya atas nama keluarga mohon kepada semua dengan keikhlasan agar memaafkan almarhum adik saya (Gus Wafa),” pinta KH. Ahmad Hisyam Syafaat.

Suasana pemakaman almarhum dipenuhi ribuan warga yang ingin memberi penghormatan terakhir.  Sejak masjid tempat jenazah disemayamkan hingga lokasi pemakaman yang berjarak sekitar 150 meter dipenuhi para santri, alumni, dan petakziah.

Banyaknya petakziah yang berjejer di jalan menuju lokasi pemakaman membuat keranda seolah berjalan sendiri di atas lautan manusia. Di lokasi pemakaman yang cukup luas  ternyata sudah penuh petakziah. Di antara petakziah yang hadir itu, terlihat ada Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, Ketua PCNU Banyuwangi KH. Masykur Ali, Kepala  Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi Santoso, dan ratusan ulama serta santri. (radar)

Kata kunci yang digunakan :