Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Indofood Tampung Gula Nonsulfit Tanpa Batas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KALIPURO – Pasar produksi gula kelapa non sulfit Banyuwangi semakin diminati pasar. Pihak PT Indofood sebagai produsen memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada petani Banyuwangi untuk memasok hasil produksi gula merah nonsulfi t sebanyak mungkin tanpa batas. Saat ini, produksi gula merah nonsulfit Banyuwangi sekitar 1.344 ton setahun. Produksi gula nonsulfi t itu 100 persen terserap untuk ke butuhan industri makanan PT Indofood.

“Berapa pun jumlahnya, PT Indofood siap menerima pasokan gula kelapa nonsulfit dari Banyuwangi,” kata Bupati Abdullah Azwar Anas saat membuka pelatihan “Peningkatan Kualitas Produksi Gula Nonsulfit bagi Penderes dan Industri Kecil Menengah (IKM)” di Hotel Mahkota Plengkung kemarin (27/2) Kesempatan pasar yang luas itu, kata Anas, hen daknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan produksi gula kelapa nonsulfit.

Pasokan yang masuk ke PT Indofood dari Banyuwangi selama ini belum memenuhi satu persen kebutuhan gula merah non sulfit PT Indofood. Karena itu, mulai tahun 2013 pemerintah daerah menggencarkan sejumlah pelatihan dan pendampingan bagi pen de res. Melalui pelatihan itu, di harapkan para penderes bisa meningkatkan produksi gula kelapa nonsulfi t. Petani gula kelapa, kata Bupati Anas, harus bangkit dan mandiri. Selama ini, para petani gula kepala tidak bisa mandiri karena ada ketergantungan dengan pihak tengkulak.

Ketergantungan dengan tengkulak terjadi karena petani ter bentur permodalan. Untuk menyelesaikan persoalan itu, pemerintah daerah akan memfasilitasi para petani gula terhadap perbankan dalam mengakses modal. Selain dengan perbankan, pemerintah daerah juga akan memfasilitasi para petani gula dengan PT Jamsostek untuk mendapat cover asuransi perlindungan sosial. Penderes ter masuk profesi yang memiliki risiko kerja cukup tinggi. Karena itu, dalam melaksanakan aktivitas produksi, petani gula kelapa dan penderes harus memiliki cover asuransi.

Untuk meningkatkan kesejahteraan, petani dituntut meningkatkan produksi,” timpal Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan (Disprindag tam) Hary Cahyo Purnomo. Untuk meningkatkan produksi, kata Hary, pihaknya akan menggandeng Dinas Pertanian untuk memberikan pe ngetahuan kepada petani. Terkait permodalan, pihaknya akan membuka akses dengan perbankan. “Pasar sudah ada, tugas kita sekarang hanya meningkatkan produksi,” tambah Hary.

Gede Parso Susilo, salah satu success story pengusaha gulanonsulfit mengatakan, bertani gula kepala nonsolfit lebih menguntungkan ketimbang gula kelapa sulfit. Sebab, pemasaran  gula nonsulfit lebih mudah ketimbang gula sulfit. Gede mengaku, saat ini dalam tiap minggu dia bisa memasok gula nonsulfit ke PT Indofood hingga 10 ton. “Penjualan gula nonsulfit harganya stabil dan cenderung naik terus,” ungkap Gede. Harga gula sulfit di pasaran, ungkap Gede, berkisar 7.500 hingga Rp 8.000 per kilogram. “Kalau harga gula nonsulfit harganya lebih mahal, yakni mencapai Rp 9.800. Harga itu stabil dan tidak tergantung musim,” tambahnya. (radar)