Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kelor Beach, Pantai Tersembunyi di Baluran

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PUAS menikmati keindahan alam  Pantai Bama, tim ekspedisi Jawa Pos Radar Banyuwangi yang didukung Toyota Auto 2000 Banyuwangi langsung menuju Pantai Kelor. Letak Pantai Kelor masih berada di kawasan Taman Nasional (TN) Baluran di Desa Wonorejo, Banyuputih, Situbondo.

Tepatnya berada di selatan Pantai Bama. Menuju ke sana, tim jelajah yang beranggota Pemred JP-RaBa Bayu Saksono, Ali Sodiqin, Rendra Des Kurnia, Gerda Sukarno, dan Taufik Ferdiansyah, harus melewati sebuah jalan kecil yang sangat lebat ditumbuhi pohon-pohon besar khas hutan.

Selama perjalanan, duri-duri tajam berukuran besar juga banyak kami jumpai. Bahkan, sangat sering duri-duri tersebut menancap di anggota tubuh tim  ekspedisi jelajah. Meski begitu, duri-duri itu bukan menjadi halangan bagi tim ekspedisi jelajah.

Tim terus melewati jalan menuju Pantai Kelor. Potongan kayu besar bekas pohon tumbang juga banyak ditemui di sepanjang perjalanan menuju Pantai Kelor. Yang menarik,  selama perjalanan menuju Pantai Kelor, tim ekspedisi  jelajah sangat mudah menjumpai burung-burung besar yang  sedang nangkring di atas pohonpohon  besar.

Sebut saja rangkok putih, elang, rangkok hitam, dan kalau kami beruntung julang emas juga bisa kami jumpai saat menuju Pantai Kelor. Tentu, saat melewati  jalur ini tim harus berjalan dengan hati-hati demi meminimalkan  suara langkah kaki.

Kalau bisa jangan mengeluarkan suara saat melewati jalur  menuju Pantai Kelor. Sebab, jika kami melewati jalur ini dan terdengar gaduh, bisa dipastikan burung-burung besar di atas pohon akan terbang. Burung-burung  tersebut sangat sensitif dengan suara yang mereka dengar.

Selama perjalanan, seluruh tim ekspedisi yang membawa kamera  tidak  mau ketinggalan momen langka dengan mengabadikan burung-burung besar yang nangkring tersebut. Meski harus mengendap-endap untuk mengambil gambar, tim ekspedisi terlihat serius dan sabar demi mendapatkan angle burung yang boleh dibilang jarang dijumpai  tersebut.

”Sssssttt ada burung rangkok,” sahut Gerda Sukarno, anggota tim ekspedisi jelajah yang hendak mengambil gambar. Puas mengambil gambar burung, tim memutuskan melanjutkan perjalanan ke Pantai  Kelor. Tidak lama memang menuju ke pantai tersebut.

Kalau dari segi waktu, dari Pantai  Bama ke Pantai Kelor hanya  membutuhkan waktu sekitar  setengah jam. Tidak beberapa lama kemudian, setelah melewati perjalanan yang teduh dan agak sedikit gelap, di sisi timur kami melihat ada pemandangan  air laut yang sangat luas.

Tim langsung menuju ke sana. Tanpa diduga, Pantai Kelor yang  belum pernah kami kunjungi ini sudah ada di depan mata. Pemandangan yang disuguhkan disana sangat eksotis. Pantai berpasir putih dengan laut yang bersih menjadi keunggulan Pantai Kelor.

Bntuk pantai ini seperti teluk. Jika Anda pernah ke Teluk Ijo, nah seperti itulah Pantai Kelor. Namun, panjang  Pantai Kelor lebih pendek dibandingkan  Teluk Ijo. Yang membedakan lagi, di  Pantai Kelor masih banyak bakau. Di atas tanaman bakau tersebut juga banyak dijumpai burung-burung yang beterbangan dan sesekali burung-burung itu hinggap di tanaman bakau.

Terlihat  indah, kehadiran burung-burung itu melengkapi indahnya Pantai Kelor yang eksotis. Uniknya lagi, di Pantai Kelor juga terdapat kubangan air tawar yang dekat pantai. Informasinya, kubangan tersebut adalah kubangan air minum mamalia besar, seperti kerbau liar, banteng, rusa, dan ajag, pada musim kemarau.

Hal itu dikuatkan dengan temuan tim ekspedisi jelajah yang menemukan tulang berukuran besar yang terpendam di dalam  pasir pantai. Kami menduga  tulang-tulang tersebut adalah tulang banteng dan kerbau liar yang sudah mati dan terkubur di pantai secara alamiah.

Meski kami datang ke Pantai Kelor pada musim kemarau, namun kami tidak menjumpai binatang-binatang tersebut. Kami hanya menjumpai gundukan-gundukan kotoran hewan yang berserakan di sekitar pantai.  ”Ini seperti kotoran banteng.

Di sini memang tempat minum hewan. Air kubangan itu tawar meski berada di dekat pantai,”  kata Rendra Kurnia, anggota tim  ekspedisi yang sering ke Baluran.  Potongan-potongan kayu yang tumbang dan sudah mati banyak juga terdapat di pinggir pantai.

Hal itu bukan menjadi masalah, malah menjadi daya  tarik tersendiri di Pantai Kelor  sebagai spot hunting foto. Apalagi, bentuk kayu yang berserakan  di Pantai Kelor ini sangat unik. ”Di sini juga cocok digunakan untuk hunting model,” tambah Rendra.

Sungguh indah Pantai Kelor. Pantai Kelor bisa menjadi tempat wisata favorit selain Pantai Bama. Puas mengunjungi Pantai Kelor, tim ekspedisi jelajah melanjutkan perjalanan. Kali initim bergerak ke arah selatan. Pantai mana lagi yang akan dikunjungi, tunggu edisi berikutnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :