Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pemkab Banyuwangi Salurkan Bantuan Air Besih ke Desa yang Kekeringan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI –  BPBD Banyuwangi sigap mengatasi kekeringan di wilayahnya. Sebanyak 425 ribu liter air bersih dalam tangki-tangki kendaraan dibagikan ke masyarakat yang mengalami kekeringan di beberapa kecamatan.

Sebanyak 2 atau 3 desa di Kecamatan Wongsorejo, Bangorejo, Tegaldlimo dan Tegalsari mengalami kekeringan. Bantuan air bersih itu masuk ke dusun-dusun secara bertahap.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Banyuwangi Eka Muharram mengatakan, kekeringan dialami sebagian dari mereka yang memanfaatkan air sumur untuk kehidupan sehari-hari. Sedangkan masyarakat yang menggunakan air yang didistribusikan PDAM pada umumnya aman dari kekeringan.

“Memang terjadi kekeringan air yang alamiah, karena sumber-sumber bawah tanah berkurang sehingga sumur-sumur tidak terisi dengan air,” kata Eka Muharram, Senin (1/10/2018).

Setiap hari, kata Eka, BPBD Banyuwangi menyalurkan 4-9 tangki air berkapasitas 5 ribu liter masuk ke pemukiman untuk mendistribusikan air bantuan sejak seminggu lalu. Eka memperkirakan musim kemarau tahun ini akan berakhir pada akhir November mendatang.

“November akan berakhir. Kita doakan saja agar tidak semakin panjang,” pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan, hingga kini status kekeringan belum masuk tahap darurat. Dia mengaku secara makro titik-titik yang dulu pernah kering, misalnya di Pal 7 Kecamatan Wongsorejo, sekarang air masih keluar.

“Irigasi sendiri sampai saat ini masih dalam tahap yang belum mengkhawatirkan, masih bisa kita gilir,” kata Guntur.

Namun diakui debit air sungai-sungai di Banyuwangi menurun selama musim kemarau. Misalnya di bendungan atau Dam Karangdoro di Kecamatan Tegalsari yang debit airnya tersisa 6 ribu kubik per detik. Sedangkan saat normal, debit air dam yang diperuntukkan menyuplai irigasi ke 16 ribu hektare sawah itu mencapai 20 ribu kubik per detik.

“Kita pernah di tahun 2015 itu hanya 2.300 kubik, kita masih bisa atur pengairan irigasi secara bergilir. Ini kan musim tanam ke-3, jadi sudah hampir selesai. Sampai selesai musim tanam ini kami harap tidak ada yang gagal panen,” tambah Guntur.