Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Sambut Hari Raya Nyepi, Ratusan Umat Hindu Gelar Melasti di Pantai Boom

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
BANYUWANGI  – Ratusan umat Hindu asal Kota Banyuwangi dan sekitarnya melaksanakan prosesi upacara melasti, yakni upacara penyucian diri sebelum Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1940) di Pantai Boom kemarin (15/3/2018).
Upacara kali ini diawali dari Pura Giri Natha, Kelurahan Penganjuran, Banyuwangi. Dari pura yang berlokasi di Jalan Kolonel Ngurah Rai, Banyuwangi tersebut mereka lantas berjalan menuju kawasan Pantai Boom.
Selanjutnya, mereka menuju bibir pantai dan menyentuhkan kaki ke laut. Beberapa orang lantas naik perahu menuju Selat Bali untuk mengambil air suci yang disebut Tirta Kamandalu.
Tirta Kamandalu itu lantas didoakan dan dibawa mengelilingi padma yang merupakan simbol singgasana Tuhan. Prosesi ini disebut Mendak Tirta. Setelah itu, air suci tersebut dibawa ke Pura kemudian dibagikan kepada umat Hindu untuk dibawa pulang guna menyucikan diri dan lingkungan sekitar.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Banyuwangi dan sekitarnya Putu Ariyasa mengatakan upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran dari buana alit (diri sendiri) maupun buana agung (alam semesta). “Upacara ini kami gelar untuk menyambut Hari Raya Nyepi,” ujarnya.
Ketua PHDI Banyuwangi Suminto menambahkan, Melasti digelar untuk mendapatkan air suci untuk penyucian diri (buana alit/mikro kosmos) dan alam semesta (alam semesta/makro kosmos).
“Air suci diambil dari sumber yang tidak pernah kering, yakni dari laut atau samudera,” kata dia.
Dikatakan, setelah Melasti, umat Hindu menggelar mecaru atau pengorbanan agar makhluk lain tidak mengganggu manusia. Malamnya, digelar tawur agung yang disimbolkan dengan membakar ogoh-ogoh.
“Ini merupakan simbol pemusnahan hal-hal buruk dari dalam diri maupun alam semesta,” pungkasnya.