Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sembilan Siswa Numpang UNBK

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Gara-gara Terkendala Jaringan Internet

BANYUWANGI – Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kategori SMA dan MA berlanjut kemarin (11/4). Menariknya, ada beberapa sekolah yang “terpaksa” menumpang di sekolah lain lantaran terkendala jaringan internet.  Salah satu sekolah yang menumpang UNBK di sekolah lain tersebut adalah MA Nurus Sya’adah, Kecamatan Kalipuro.

Sembilan peserta ujian berskema computer based test asal sekolah tersebut menjalani ujian di MA Negeri Banyuwangi.  Kepala MA Negeri Banyuwangi, Saeroji, mengatakan total peserta ujian di madrasah yang dia pimpin tersebut mencapai 390 siswa.

Rinciannya, 381 peserta merupakan siswa asal MA Negeri Banyuwangi, sedangkan sembilan peserta lain berasal dari MA Nurus  Sya’adah. Dijelaskan, sembilan peserta asal salah satu MA swasta di Bumi  Blambangan itu menjalani ujian  sesi pertama yang digeber mulai pukul 07.30 sampai 09.30.

Mereka mengerjakan soal di satu ruangan bersama dengan sejumlah peserta lain asal MA Negeri Banyuwangi. “Peserta asal sekolah lain itu  hanya menumpang tempat. Mereka memanfaatkan server, komputer, serta tenaga proctor  dan teknisi secara terpisah dengan  siswa MA Negeri Banyuwangi,” ujar Saeroji.

Menurut Saeroji, para siswa asal MA Nurus Sya’adah menjalani  ujian di MA Negeri Banyuwangi lantaran terkendala jaringan internet. Sebab, lokasi sekolah tersebut berada di salah satu dusun terpencil di wilayah Kecamatan Kalipuro. “Di sekolah mereka tidak  ada jaringan internet,” kata dia.

Sementara itu, Saeroji mengaku pelaksanaan UNBK di MA Negeri  Banyuwangi berjalan lancar sejak hari pertama pada Senin lalu  (10/4) hingga kemarin (11/4). Hanya saja, di antara 382 siswa yang terdaftar sebagai peserta UNBK, satu orang meninggal dunia beberapa bulan lalu, sehingga tidak bisa mengikuti ujian.

“Sedangkan 381 peserta terdaftar  yang lain bisa mengikuti ujian tanpa kendala berarti,” cetusnya. Menariknya lagi, untuk menopang ujian yang diikuti 381 siswa tersebut, pihak MAN Banyuwangi tidak melulu mengandalkan komputer milik sekolah. Di antara 140 unit komputer yang digunakan, hanya sebanyak 80 unit  yang merupakan milik sekolah. Sedangkan sisanya merupakan komputer jinjing milik para guru  maupun siswa yang secara sukarela meminjamkan laptop miliknya untuk penyelenggaraan UNBK kali ini.

“Alhamdulillah semua lancar. Tidak ada hambatan berarti,” tuturnya. Saeroji menambahkan, dalam rangka menghadapi UNBK tahun ini, pihak sekolah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi potensi gangguan. Termasuk menambah daya listrik sekolah yang awalnya sebesar 16 ribu VA menjadi sekitar 32 ribu VA.

“Meski sudah menambah daya, kami juga menyiapkan mesin genset untuk mengantisipasi apabila aliran listrik padam,” pungkasnya. (radar)