Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Tambang Emas Tumpang Pitu Bergejolak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PESANGGARAN – Ratusan warga Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, mendatangi kawasan pertambangan PT. BSI. Mereka menuntut kegiatan tambang emas itu ditutup. Dengan mengendarai puluhan motor, warga  bergerak dari dua titik, yakni dari pantai Pulau  Merah dan sekitar Hotel Panorama, Dusun Pancer,  Desa Sumberagung.

Mereka bergerak menuju kantor PT. BSI yang berada di tengah hutan. Selama perjalanan, warga yang sebagian terlihat emosional itu meneriakkan kata-kata yang cukup provokatif. Mereka mengaku aksi itu tanpa ada koordinator sehingga terlihat liar.

Semua warga yang terlihat asing, oleh warga diperiksa, termasuk  para wartawan.  Setiba di kantor PT. BSI, kata-kata kotor meluncur dari warga yang terlihat emosional. Mereka sempat mengepung kantor perusahaan yang mengelola penambangan emas tersebut.

“Mana  ijo royo royo, tidak ada itu. Hentikan dulu (tambang emas) sampai ada penjelasan masyarakat mau dibawa kemana,” cetus salah satu warga dengan wajah ditutup cadar. Bukan hanya mengumpat dan memprotes, sejumlah warga yang datang ke kantor BSI itu juga ada yang berbuat anarkis.

Mereka melempari kaca musala di kantor itu dengan batu. Akibatnya, jendela kaca pecah berantakan. Melihat massa  mulai anarkis, petugas keamanan dari unsur  kepolisian, TNI AD, dan TNI AL, memutuskan mengevakuasi semua karyawan.

Mereka dijemput bus milik perusahaan. Pada pukul 12.12 ratusan warga itu membubarkan diri dan kembali ke perkampungan naik puluhan motor. Sekitar 30 menit kemudian, sebanyak dua SSK personel Polres Banyuwangi tiba di lokasi yang dipimpin langsung Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama.

Setelah melihat kaca jendela pecah, Kapolres bersama pihak PT. BSI langsung menggelar rapat bersama. Pimpinan Bidang CSR PT. BSI, Musmin dan Sahrul, saat dikonfirmasi di tengah-tengah aksi warga itu mengaku masih akan berkoordinasi. “Belum ada pernyataan resmi. Kita masih akan koordinasi,” cetus Sahrul. (radar)