Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kondisi Tokoh Keboan Aliyan Memprihatinkan

SEPUH: Aswad bersama istrinya di rumahnya yang sangat sederhana di Dusun Sukodono, Desa Aliyan.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
SEPUH: Aswad bersama istrinya di rumahnya yang sangat sederhana di Dusun Sukodono, Desa Aliyan.

ROGOJAMPI – Ritual Keboan yang digelar warga Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, yang digelar setiap Suro tidak pernah sepi. Saat tradisi ini digelar pada Minggu (24/9), ribuan warga tumplek blek di desa tersebut.

Dibalik gemebyarnya ritual Keboan di Desa Aliyan, nama Aswad, 80, cukup popular. Salah satu sesepuh desa itu menjadi kunci utama dalam acara tersebut. Karena usianya yang sudah lanjut, kakek itu harus dibopong. “Kemana-mana harus dibopong,” cetus Muawanah, 45, salah satu menantu Aswad.

Di luar hingar bingar Keboan di Desa Aliyan, kehidupan Aswad ternyata cukup memprihatinkan. Salah satu pelaku sentral dalam ritual yang tinggal di Dusun Sukodono, Desa Aliyan, itu tinggal di rumah yang sangat sederhana. “Ya hanya seperti ini rumahnya,” terangnya seraya menunjuk rumah yang berdinding gedhek.

Di rumah itu tidak ada tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK), Muawanah mengaku kalau keluarga sudah berusaha dengan patungan membuatkan kakus di samping dapur. Uluran dari pemerintah, sampai saat ini belum pernah ada. “Ini yang membangunkan anak-anaknya,” terangnya.

Untuk kebutuhan sehati-hati Aswad hanya  mengandalkan uluran tangan dari anak-anaknya dan pemberian orang yang datang kepadanya dengan berbagai keperluan. Aswad yang tinggal hanya berdua bersama istrinya, kini sudah tidak bisa melakukan kegiatan apa pun.

“Orang yang datang ke sini biasanya memberi uang Rp 2.000 atau Rp 5.000,” ujarnya. (radar)