Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Curah Hujan Tinggi, Petani Cabai Dredeg

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

petani-cabai-dewa-dharma-saat-memetik-buah-tanaman-cabai-di-sawahnya-kemarin

BANYUWANGI – Intensitas hujan yang cukup tinggi belakangan ini rupanya menjadi sinyal “siaga satu” bagi sejumlah petani  cabai di Banyuwangi. Dikhawatirkan, hujan yang turun  memberikan efek buruk terhadap kondisi tanaman mereka.

Terlebih lagi menjelang Natal dan tahun baru, mereka sangat  berharap panen cabai bisa mengatrol pendapatan dari penjualannya. Salah satu kekhawatiran itu diutarakan salah satu petani cabai Banyuwangi, Dewa Darma. Dia mengeluhkan curah  hujan yang cukup tinggi akan memberikan dampak terhadap  tanaman cabai yang siap dipanennya.

“Kalau hujannya terlalu tinggi bisa bahaya bagi lombok (cabai)nya,” katanya.  Tidak heran setiap turun hujan, Dewa pun dibuat dredeg (deg-degan) karenanya. Selain berpotensi mempengaruhi pertumbuhan dan buah cabai, hujan yang sering turun bisa memunculkan sejumlah penyakit bagi tanamannya.

Seperti  cacar dan lainnya. Kalau sudah begitu, otomatis Dewa pun harus mempersiapkan antisipasi pencegahan. Meskipun, upaya pencegahan yang  dilakukan secara langsung akan menambah biaya produksinya. “Ya mau gimana lagi. Biar selamat harus disemprot biar  aman dari penyakit,” bebernya.

Hal yang sama juga diungkapkan petani cabai lainnya, Ella  Devi. Dia berharap hasil panen cabai kali ini tidak terganggu  oleh hujan yang cukup tinggi. Apalagi harga cabai saat ini mulai  menunjukkan tren harga bagus. Saat ini cabai diperdagangkan  di tingkat petani di kisaran Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu/kg.

Dengan tambahan biaya perawatan yang dikeluarkan sebagai  bentuk antisipasi penyakit selama hujan ini. Harganya bisa  kembali ke kisaran psikologis petani di level Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu perkilogramnya. “Ya semoga saja selamat dan bisa panen,” seru petani asal Pesanggaran ini. (radar)