Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Dijanjikan Dapat Sembako, Kalung dan Cincin Dipreteli

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Marak Penipuan Bermodus Bantuan

PESANGGARAN – Ini peringatan bagi warga miskin agar lebih hati-hati dengan tawaran bantuan dari seseorang. Jangan mudah percaya dengan iming-iming bantuan. Seperti yang dialami tiga warga Desa Sumberagung, Pesanggaran belum lama ini.

Mereka dijanjikan dapat bantuan, tapi ujung-ujungnya perhiasan emas yang dikenakan malah dipreteli pelaku. Kasus penipuan yang menggegerkan warga Desa Sumberagung, Pesanggaran ini tengah ditangani serius  aparat Polsek setempat.

Tiga nenek korban penipuan itu adalah Sulastri, 65, Sukarti, 66, dan Mutik, 65. Ketiganya tercatat sebagai warga Dusun Rejoagung, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. “Ketiganya menjadi korban penipuan seorang wanita dengan kedok hendak memberikan bantuan sembako,’’ ujar Kapolsek  Pesanggaran AKP Sudarsono.

Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan, awalnya nenek-nenek itu  mengaku didatangi seorang  wanita muda. Usianya sekitar 30 tahun. Kepada tiga perempuan itu, wanita muda yang identitasnya  belum diketahui berjanji akan  memberikan bantuan berupa beras 5 Kg dan uang Rp 200 ribu.

Bantuan tersebut, kata pelaku, bisa diambil di balai desa. Untuk mendapatkan paket sembako dan uang tersbeut, korban diminta melepas perhiasan  yang dikenakan. Tujuannya, setelah sampai di balai desa, benar-benar terlihat sebagai warga miskin yang layak menerima bantuan.

Karena telanjur senang, Sulastri, Sukarti, dan Mutik menuruti apa yang diminta pelaku. Ketiganya  langsung melepas seluruh perhiasan yang mereka kenakan dan  menyerahkan kepada wanita  tersebut. Barang-barang berharga itu berupa kalung emas, anting,  dan cincin.

Dalam aksi penipuan itu, Mutik mengaku kehilangan cincin seberat 11 gram, Sulastri kehilangan emas seberat 7 gram, dan  Sukarti kehilangan emas 17 gram. “Katanya akan mendapat bantuan dari desa berupa beras, minyak, gula, dan uang Rp 20 ribu,” aku  Sukarti.

Setelah mempreteli semua perhiasan, wanita tersebut buru- buru berpamitan hendak menjemput suaminya yang akan memberikan bantuan kepada para janda. Wanita tersebut naik sepeda motor lalu tancap gas menuju arah timur.  Selain ketiga nenek itu, masih  ada tiga nenek lagi yang menjadi  korbannya.

Mereka itu adalah Jaenah, Karsinem, dan Mbok Rah yang semuanya tinggal di Dusun Ringinagung, Desa/Kecamatan Pesanggaran. Kejadian itu, menimpa nenek-nenek tersebut pada Selasa (7/2). “Pelakunya  itu seorang perempuan muda,”  cetus Karsini, 55, salah satu putri  Jaenah.

Menurut Karsini, kejadian yang  menimpa ibunya itu terjadi sekitar  pukul 12. 00. Saat itu ada seorang  perempuan muda masuk ke  rumahnya, dan menawarkan  bantuan sembako. “Saya juga  bertemu dengan perempuan muda itu dan sempat salaman,”  katanya.

Karsini menyebut pelaku mengendarai motor yang mirip Honda Beat warna putih. Saat masuk ke rumah, mengenakan  jaket warna merah, mengenakan  helm dengan wajah tertutup masker. “Wanita itu terkesan  buru-buru,’’ ujarnya.

Ditambahkan oleh Jaenah,  pelaku mengelabui dirinya dengan mengatakan akan diberi  sembako, uang tunai Rp 200 ribu,  beras lima kilogram, minyak,  dan mie. “Bantuan akan diserahkan di kantor desa,” ucapnya.  Untuk meyakinkan bantuan itu  ada, perempuan itu membawa para korban ke kantor desa.

Hanya  saja, mereka dibawa secara bergantian.  Sebelum dibawa ke balai desa,  dia dan dua korban lainnya yaitu Karsinem, dan Mbah Rah terlebih dahulu dikumpulkan di rumah  tetangga yang berada di barat rumahnya. Dua korban lainnya  dibawa terlebih dahulu ke balai desa dengan dibonceng sepeda  motor oleh pelaku.

Kemudian giliran Jaenah dibawa, namun dia tidak diturunkan di balai sesa,  melainkan di depan pos ronda  yang berlokasi 500 kilometer dari   rumahnya. Di tempat itu, perhiasan kalung dipreteli pelaku. “Saya ini diminta, katanya mau  diantar ke rumah. Dari situ saya curiga,” jelasnya.

Sementara itu, Kadus Ringinagung Desa Pesanggaran, Domo,  53, membenarkan informasi  adanya tiga warganya yang  dikabarkan mengalami penipuan. Namun, dia mengaku belum melaporkan kejadian ini ke kepolisian karena belum ada  laporan dari korban. “ Tidak lapor,  andai lapor segera ditindak  lanjuti,” jelasnya.

Domo menambahkan, kejadian mencurigakan juga terjadi belum lama, siang kemarin, dia menerima telepon dari salah satu warganya yang menanyakan karena ada tamu mencurigakan.  Tamu tersebut seorang laki-laki  yang menanyakan nomer rekening dan tabungan.

Kejadian  yang berlangsung di rumah  Marmudin, RT 3/RW 3 tersebut  terjadi antara pukul 11.30. ”Saya ditelepon, ada orang tanya rekening macam-macam, saya bilang  tidak usah dilayani,” jelasnya. Saat dimintai keterangan terkait laporan penipuan ini, Kapolsek  Pesanggaran AKP Sudarsono mengatakan jika korban yang di Desa Sumberagung saat ini sudah  melapor.

Namun pihaknya belum  melakukan pemeriksaan secara intensif karena korban masih  belum tenang.  Terkait kepastian ciri-ciri pelaku,  yang dikabarkan dilakukan tiga orang perempuan muda, hingga  saat ini informasi yang masuk  ke pihak polisi sebatas pelaku adalah perempuan dan bercadar  (masker).

“Katanya perempuan, kita belum tahu korban sepuh  semua,” jelasnya.  Dia menambahkan, jika suasana sudah kondusif dan korban sudah lebih tenang, tim Polsek Pesanggaran akan mendatangi mereka guna melakukan pemeriksaan.  Kalau sudah tenang, kita akan  datang,” kata Sudarsono.

Sementara untuk korban tiga perempuan dari dusun Ringinagung Desa Pesanggaran hingga  saat ini pihaknya belum menerima laporan secara resmi. Kendati  demikian, kepolisian telah melakukan langkah antisipasi agar kejadian tersebut tidak terulang.

Kapolsek menegaskan, anggotanya di lapangan untuk melakukan imbauan kepada warga terutama para kaum perempuan  berusia lanjut. “Penipuan seperti  ini seringkali memangsa para  kaum perempuan tua. Kita lakukan sosialisasi door to door kepada  warga,” tandas mantan Kapolsek  Kalipuro tersebut. (radar)