Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Lumpur Dikeruk, Air Tetap Meluap

Setiap kali diguyur hujan deras, jalan raya Yos Sudarso depan terminal pengisian gas PT Samator selalu menjadi langganan banjir.
Setiap kali diguyur hujan deras, jalan raya Yos Sudarso depan terminal pengisian gas PT Samator selalu menjadi langganan banjir.

Hujan melanda wilayah Banyuwangi dalam pekan ini. Fenomena itu mengakibatkan genangan air di mana-mana. Pemerintah daerah pun melakukan antisipasi sedini mungkin untuk mengatasi genangan air tersebut.

SIGIT HARIYADI,  Banyuwangi

Sepasang suami-istri terlihat menuntun sepeda motor di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, siang kemarin. Hujan deras yang melanda wilayah Banyuwangi kemarin menjadi petaka bagi keduanya.

Kendaraan roda dua yang mereka kendarai mendadak mogok karena melintasi genangan air setinggi lutut. Di tengah ngos-ngosan menuntun sepeda motor, dari arah belakang melaju truk muatan berat. Roda truk tersebut membelah air hingga nyiprat ke tubuh pasutri tersebut.

Bukan hanya pasutri yang kena cipratan air. Pengendara motor lain juga basah kuyup kena semprotan air. Pemandangan seperti ini sudah terbiasa ketika hujan deras melanda wilayah Klatak. Kalau musim hujan, sepanjang jalan depan kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi sampai SDN Klatak selalu menjadi langganan banjir.

Anehnya, meski sudah dipasang sumur resapan,  air hujan tetap meluap di jalan. ”Kalau hujannya berjam-jam, jalan raya mirip seperti sungai. Peristiwa seperti ini hampir terjadi setiap kali musim hujan,” ujar Malik, warga lingkungan Tanjung.

Bukan hanya Malik yang mengeluhkan banjir. Sejumlah pengguna jalan juga direpotkan dengan banjir dadakan tersebut. ”Dari dulu kalau hujan deras jalannya mesti banjir. Dipasang sumur resapan atau tidak, hasilnya tetap sama,” keluh Khoirul, warga Penataban yang kebetulan melintas di Jalan Yos Sudarso kemarin.

Pemerintah daerah sebetulnya sudah melakukan langkah-langkah antisipatif sebelum musim hujan tiba. Salah satunya dengan melakukan pengerukan walet di gorong-gorong. ”Penanganan sampah merupakan salah satu tugas pokok kami. Bukan hanya sampah yang ada di daratan tetapi juga sampah yang ada di sungai maupun gorong-gorong,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi Husnul Chotimah.

Nah, khusus untuk penanganan sampah di gorong-gorong, DLH menyiapkan 13 personel. ”Menurut saya, jumlah personel penanganan sampah tersebut sudah cukup,” imbuhnya.

Pengerukan dan pengangkatan walet di gorong-gorong telah dilakukan sebelum musim hujan datang. Bahkan, secara periodik petugas melakukan pengerukan dan pengangkatan walet secara bergiliran di wilayah Kota Banyuwangi sebulan sekali.

”Bahkan bukan hanya di kota, upaya pengangkatan walet itu juga merambah ke Rogojampi. Karena seperti kita ketahui, beberapa waktu lalu terjadi genangan di Kota Rogojampi,” ujarnya.

Ada beberapa titik di wilayah Kota Banyuwangi yang menjadi pengamatan serius DLH saat musim hujan. Karena titik-titik tersebut rawan genangan akibat melubernya air melalui gorong-gorong.

Husnul merinci, titik rawan genangan tersebar di Jalan Yos Sudarso, Jalan Ahmad Yani khususnya di dekat SMPN 1 Banyuwangi, Jalan Gajahmada, serta di Jalan HOS Cokroaminoto tepatnya di dekat kantor Dinas Sosial (Dinsos). ”Setiap hujan deras, hampir dipastikan titik-titik tersebut terjadi luapan air,” kata dia.

Husnul menambahkan, salah satu faktor penyebab luapan air tersebut adalah ulah sebagian masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan. Selain itu, di wilayah hulu tidak ada gorong-gorong, melainkan hamparan kebun, ladang, dan halaman masyarakat.

”Begitu ditarik ke wilayah kota, air yang hendak menuju laut pasti lewat gorong-gorong. Tentu saja, selain kapasitas gorong-gorong yang relatif terbatas dan budaya masyarakat tidak taat membuang sampah, mau tidak mau sampah ikut terbawa air ke gorong-gorong. Dan tentu sampah tersebut sedikit banyak menyumbang gorong-gorong,” pungkasnya.(radar)