Hari Ini Penyidik Polres Periksa Syahbandar dan Petinggi ASDP
SEMENTARA itu, keberadaan sang nakhoda kapal, Bambang S Adi, masih misterius hingga kemarin. Bahkan, sampai ditutupnya proses pencarian korban tenggelamnya KMP Rafelia II pukul 15.30 kemarin, keberadaan Bambang masih belum juga diketahui.
Tim SAR juga sudah memastikan kalau di dalam kapal yang tenggelam sudah tidak ada lagi korban. Belum ditemukannya Bambang sampai saat ini juga menjadi pertanyaan besar. Apakah dia memang menjadi korban atau bisa saja hanyut terbawa arus.
Beragam teka-teki pun muncul terkait keberadaan nakhoda asal Semarang tersebut. Bisa saja dia sengaja menghilang atau bisa saja sengaja disembunyikan. Sebab, dia orang yang paling bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal produksi Jepang tahun 1993 tersebut.
Menurut keterangan Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama, semua kemungkinan itu bisa saja terjadi. Apa mungkin Bambang memang tenggelam dan kemudian hanyut terbawa arus atau bisa juga diselamatkan kapal lain yang ada di Selat Bali?
”Kemungkinan itu bisa saja terjadi. Tetap akan kita kumpulkan data-data untuk proses penyelidikan,” kata Bastoni. Dia menambahkan, beberapa hari yang lalu juga sempat terdengar rumor kalau saat kapal tenggelam, Bambang diselamatkan oleh KMP Domar yang sedang berlayar.
Namun, saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata KMP Domar tidak menyelamatkan Bambang sang nakhoda KMP Rafelia II tersebut. ”Sudah kita tindak lanjuti, kabar itu tidak benar,” tegas Kapolres asal Lampung ini.
Jika sebelumnya jasad Mualim I, Puji Purnomo, yang ditemukan di dalam anjungan kemudi, seharusnya Bambang juga ditemukan di anjungan kemudi tersebut. Sebab, idealnya sang nakhoda memang harus berdampingan dan berada di dalam satu ruangan bersama Mualim I, namun nyatanya Bambang juga tidak ada di dalam anjungan tersebut sampai saat ini.
”Bisa saja jasad nakhoda itu keluar dari ruangan saat kapal oleng dan hanyut ke mana-mana. Tapi biasanya tiga atau empat hari jasad yang ada di dalam kapal tenggelam akan mengapung,” jelasnya. Ditanya apakah ada kemungkinan bahwa Bambang memang sengaja disembunyikan, pihaknya kembali tetap akan menampung kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Menanggapi kemungkinan-kemungkinan tersebut, tim kepolisian tidak hanya melakukan penyisiran di perairan saja, pihak kepolisian juga akan melakukan penyisiran di darat. Bila perlu pihaknya juga akan berkoordinasi dengan kepolisian Semarang untuk mencari keberadaan nakhoda.
”Bambang itu asli Semarang,” ungkap Bastoni. Sampai saat ini, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap lima nakhoda KMP Rafelia II yang selamat dan 14 korban yang selamat. Status para terperiksa itu masih sebatas saksi.
Mengenai penetapan tersangka atas tengge lamnya KMP Rafelia II , Bastoni menegaskan kalau hal itu juga belum ditentukan sampai saat ini. ”Bukti dan keterangan para saksi akan kami pilah-pilah nanti,” timbuhnya. Sementara itu, Polres Banyuwangi hari ini berencana akan memanggil pihak ASDP dan Syahbandar Gilimanuk untuk diperiksa.
Mengingat, dengan berlayarnya KMP Rafelia II dari Pelabuhan Gilimanuk ke Pelabuhan Ketapang ini adalah wewenang dari pihak pelabuhan yang ada di Gilimanuk. ”Yang mengeluarkan izin layar KMP Rafelia II ini kan pihak pelabuhan Gilimanuk.
Tadi (kemarin) kita sudah memanggil pihak ASDP dan Syahbandar Gilimanuk untuk diperiksa besok (hari ini) di Polres Banyuwangi,’’ pungkasnya. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga belum bisa menyimpulkan apa yang menjadi penyebab dari tengge lamnya KMP Rafelia II ini.
Selama tiga hari ke belakang kemarin, KNKT masih melakukan proses in terview kepada korban selamat dan fokus pada pencarian korban saja. ”Kami harus menemukan penyebabnya. Perlu juga kita menyelam ke dalam kapal agar tahu penyebabnya.
Untuk kepastian penyebab masih belum bisa kita ketahui sampai saat ini (kemarin),” jelas Kapten Aldrian Dalimunte, Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT. (radar)