SRONO-Kegiatan pawai budaya dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-71 di Kecamatan Srono, berlangsung meriah kemarin (22/8). Kegiatan itu diikuti ribuan peserta dari pelajar SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, dan umum yang ada di wilayah itu.
Pawai budaya dengan start depan Kantor Desa Kebaman dan finish lapangan Desa Sukonatar, itu dilepas oleh Camat Srono, Nafi ’ul Huda dan Danramil Srono, Kapten (inf) Suparman. “Tahun ini kita mengusung tema legenda semangat perjuangan Banyuwangi,” ujar Camat Srono, Nafi ’ul Huda.
Tema itu sengaja diusung untuk meneladani semangat perjuangan masyarakat Banyuwangi, dalam melawan penjajah yang sudah tercatat dalam sejarah. Dalam sejarah tertulis, masyarakat Blambangan melakukan perlawanan pada VOC Belanda melalui perang yang terkenal dengan perang Puputan Bayu pada tahun 1771.
“Perang Puputan Bayu itu tonggak sejarah lahirnya hari jadi Banyuwangi, dengan peperangan itu semangatnya berkobar-kobar,” terangnya. Perang Puputan Bayu atau perang habis-habisan itu menyebabkan pemerintah kolonial Belanda harus mengeluarkan dana sekitar 80 ton emas, untuk menghadapi Kerajaan Blambangan.
“Melalui tema itu kami berharap para peserta akan lebih memahami sejarah, dan bisa mengilhami semangat perjuangan warga Blambangan dalam mengusir penjajah kala itu,” terangnya. Tema pawai budaya yang digelar Pemerintah Kecamatan Srono itu disambut antusias oleh para peserta, baik dari kalangan pelajar dan masyarakat umum.
Setiap peserta dari sekolah menyuguhkan berbagai atraksi budaya dan semangat perjuangan Banyuwangi, seperti perjuangan Raja Blambangan, Minak Jinggo, Tawang Alun, Wong Agung Wilis, dan Rempeg Jogopati. “Agar obyektif, juri dalam pawai budaya tahun ini kita undang langsung dari Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Banyuwangi,” pungkasnya. (radar)