Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Polda Jatim Gelar Simulasi Penanganan Bencana Tsunami di Pantai Pancer Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kepolisian Daerah Jawa Timur menggelar simulasi penanganan bencana tsunami di Pantai Mustika Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (5/1/2019).

Digelar bersama dengan TNI, BPBD, BMKG, Tim SAR, Tagana, dan PMI, kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pelatihan terhadap warga sekitar yang dinilai rawan bencana tsunami di Pantai Selatan Jawa.

Dalam simulasi itu, ratusan warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran tiba-tiba panik lantaran terjadi gempa dan tsunami. Mereka beramai-ramai menyelamatkan diri dari guncangan dan ombak dahsyat.

Dengan komando Early Warning System (EWS) bencana yang berbunyi mereka tergerak bersama menuju ke tempat aman. Tak hanya itu, jalur evakuasi yang terpasang di setiap titik menjadi petunjuk mereka berlari. Warga lain yang sigap, membunyikan kentongan dan siaran di masjid dengan pengeras suara.

Akan tetapi, dahsyatnya gempa yang mengguncang daerah itu tak kuasa meluluhlantakkan permukiman warga. Banyak korban berjatuhan akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Setelah itu, gulungan ombak besar menyapu seluruh daratan. Bangunan rumah, kantor, layanan publik di daerah itu rata. Tak terkecuali jiwa manusia.

Usai bencana itu terjadi, kesigapan warga bersama petugas gabungan Polri, TNI, BPBD serta instansi setempat mampu membuat angin segar. Mereka sigap saling mendukung dan membantu keselamatan bersama.

Meskipun dengan keadaan luka parah hingga meninggal dunia, sejumlah korban berhasil dievakuasi.Evakuasi juga dilakukan tak hanya di darat, melainkan penyelamatan di laut juga berhasil dilakukan.

Kelengkapan penyelamatan, seperti ambulan, tandu, posko bencana, dan dapur darurat juga telah berdiri, termasuk kelengkapan kesehatan. Warga dievakuasi ke tempat aman.

“Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pembelajaran terhadap warga jika terjadi bencana tsunami,” kata Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Luky Hermawan saat ditemui di Pantai Mustika lokasi simulasi bencana.

“Kita pilih di sini, terlebih di tempat ini pada tahun 1994 ada tsunami yang merenggut 300 orang. Makanya kita memberikan edukasi kepada warga sekitar sini,” tambahnya.

Kawasan pantai selatan, jelas Luki, menjadi prioritas kepolisian agar warga tidak terlalu panik dan bisa menyelamatkan diri dengan baik.

“Kami Ingin mensimulasikan melatih kesiapsiagaan mengingatkan kembali tsunami yang pernah terjadi. Belum lama ini bencana juga terjadi di Jawa Barat di pandeglang dan Lampung. Kami tidak ingin di Jatim terjadi hal yang sama,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku sangat mengapresiasi digelarnya simulasi tsunami. Apalagi pantai Mustika, selaku destinasi wisata baru di Banyuwangi, sudah mulai menyedot banyak wisatawan.

“Dengan simulasi ini masyarakat bisa tahu dan paham saat terjadi tsunami,” ungkapnya.

Dihadapan wartawan, Anas juga memuji langkah perusahaan tambang emas PT Bumi Suksesindo (PT BSI) yang telah menginisiasi perbaikan infrastuktur jalan di wilayah setempat. Karena fasilitas tersebut dianggap sangat penting. Baik dalam kelancaran perekonomian, percepatan kemajuan sektor wisata, maupun sebagai jalur evakuasi saat bencana tsunami benar terjadi.

“Apalagi pihak PT BSI sudah berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan jalan,” pungkas Anas.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur PT BSI, Cahyono Seto, mengaku mendukung penuh pelaksanaan simulasi tsunami di pantai Mustika. Diharapkan kegiatan tersebut mampu membuat masyarakat lebih waspada dan tanggap saat bencana.

“Kami (PT BSI) mendukung program-program yang bermanfaat bagi masyarakat banyak seperti simulasi tanggap bencana ini,” tegas Seto.

Menurut Seto, simulasi tanggap bencana seperti ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terlebih yang tinggal di wilayah rawan bencana.

Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selama 2018 terjadi 1.999 bencana di Indonesia. BNPB juga memprediksi jumlah tersebut masih bisa bertambah, mengingat letak Indonesia secara geologi berada di patahan aktif yang menyebar di hampir seluruh wilayah.

“Kami berharap kegiatan seperti ini (simulasi tanggap bencana) bisa digalakkan, agar masyarakat juga siap menghadapi jika bencana terjadi. Selain itu, satuan tugas terkait agar lebih terlatih,” harap Seto.

Seperti diketahui, PT BSI memang sudah tidak asing dalam kegiatan kebencanaan. Melalui para relawannya yang tergabung dalam Emergency Response Team (ERT), PT BSI telah terlibat dalam kegiatan penanggulangan bencana di Aceh, Lombok, Palu, Alasmalang Banyuwangi, dan terakhir tsunami di Pandeglang, Banten.